Manado  

Festival Celebrate the Sea, Entry Point Selamatkan Lingkungan Laut dan Pesisir

Manado, SULUTREVIEW – Festival Celebrate the Sea, yang digelar pada 31 Maret hingga 4 April 2018 di Manado, menjadi momen penting dan berpengaruh bagi keselamatan lingkungan laut dan pesisir. Terutama dari sampah plastik dan perdagangan sirip hiu.

Michael AW dari Ocean Geographic mengatakan hampir 70 persen permukaan planet bumi adalah laut. Hal ini menunjukkan bahwa laut berperan penting bagi kelangsungan lingkungan.

“Misi dari perayaan Festival Celebrate the Sea ke-13 adalah untuk menginspirasi pelarangan penggunaan produk plastik sekali pakai hingga perdagangan sirip hiu di Manado,” katanya di sela pembukaan kegiatan yang dipusatkan di atrium Mega Mall Sabtu (31/3/2018).

Tak itu saja, melalui kegiatan ini, seluruh peserta  yang datang dari 25 negara Asia Pasifik akan berpartisipasi secara aktif bahkan menjadi bagian dari solusi dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup kemaritiman.

Senada disampaikan Dr Sylvia Earle, yang pernah menjadi cover wajah majalah TIME 2017 untuk ‘Women who are Changing the World’, melalui festival laut akan dideklarasikan tentang Taman Laut Bunaken yang adalah Mission Blue’s HOPE Spot. “Event ini bertujuan untuk menginspirasi larangan mengonsumsi produk hiu maupun penggunaan produk plastik di Sulut. Sekaligus untuk menarik perhatian dunia dengan lomba fotografi yang melibatkan 100-an fotografer internasional, yakni Photography Shoot-Out Competition,” ujarnya.

Menariknya, festival yang dirangkaikan dengan lomba fotografi yang berlangsung dari tanggal 1 – 3 April 2018 yang dipusatkan di Manado, Bangka, dan Lembeh, dengan total hadiah senilai lebih dari USD 35 ribu.

“Pemenang utama akan mendapatkan predikat ‘Master of the Competition’ dengan hadiah tunai sekitar USD 5 ribu. Hadiah tunai untuk tiap pemenang kategori bernilai USD 2 ribu. Dan final kompetisi serta penghargaannya akan diumumkan pada upacara penutupan festival di Atrium Mega Mall pada tanggal 4 April 2018,” kata Earle.

Sementara itu, untuk event Children Conservation Arts Competition diikuti 75 orang dari delapan negara yakni Indonesia, USA, Hong Kong, Malaysia, Thailand, Banglasdesh, Sri Lanka dan Filipina.

“Mereka akan mengajak orang-orang untuk melarang penggunaan produk plastik sekali pakai. Kegiatan ini digelar di Mega Mas. Juga para pemenang dari kompetisi Ocean Geographic Pictures of the Year akan ditampilakn di sepanjang kegiatan,” tukasnya.

Festival juga dimeriahkan oleh video musik dari “Song for the Ocean” oleh Kristin Hoffmann dan  Unima choir.

Turut hadir dalam kegiatan, Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Edwin Silangen. Dalam sambutannya menjelaskan Sulut prospektif, sebagai unggulan pariwisata yang akan menarik kunjungan wisatawan. Sehingga  penting untuk melestarikan lingkungan.

“Laut kita saat ini banyak mengalami masalah. Tetapi dengan adanya perhatian pihak luar negeri yang concern dengan pelestarian lingkungan, hal ini akan berdampak positif bagi Sulut,” tandasnya sembari menambahkan bahwa pariwisata yang maju harus dibarengi dengan lingkungan yang terjaga.

Senada disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulut, Daniel Mewengkang menyebutkan untuk mengantisipasi perdagangan hiu yang sudah berpengaruh pada berkurangnya populasi, akan disikapi bersama pemangku kepentingan.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *