Manado, SULUTREVIEW – Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana di perbankan mengalami pertumbuhan signifikan. Hal ini tak lepas dari peran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang konsisten menggaungkan agar tak takut menyimpan uang di bank.
Senior Executive Vice President LPS, Suharno Eliandy mengatakan setiap individu secara orang per orang yang menyimpan uang di bank, dari sisi keamanannya sepenuhnya dijamin oleh LPS.
“Berbeda dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan-red) yang hanya mencakup perbankan. Tetapi LPS berperan menjamin simpanan nasabah per orang atau nasabah. Jadi tanggung jawab kita per individu,” ungkapnya di Media Gathering dengan label Menumbuhkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Perbankan Lokal di Sintesa Peninsula Hotel, Senin (30/10/2017).
Dengan perannya yang lebih luas ketimbang OJK, keberadaan LPS ternyata juga turut menjaga stabilitas atau keselamatan perbankan dari kegagalan atau kebangkrutan. “Ketika ada bank yang bermasalah LPS dalam tugas resolusi bisa menyelamatkannya. Ibarat penyakit harus secepatnya diobati kalau tidak bisa menular. Hal ini sangat penting agar pertumbuhan ekonomi tetap berlangsung dan tak terhambat. Mengingat negara kita sedang membangun,” sebut Suharno.
Lebih jauh Suharno menjelaskan tentang
kewenangan LPS yang dapat mengambil alih penggantian dana yang disimpan di bank. Dengan demikian nasabah tidak perlu takut apabila bank gagal. “Kenapa LPS menggantinya, bukan karena LPS lembaga sosial. Tetapi untuk mencegah keributan. Pun begitu dengan karyawannya. LPS meredamnya dengan memberikan talangan. Dan dari uang tersebut karyawan bank dapat memanfaatkannya dengan membuka usaha,” tandasnya sembari menambahkan LPS sudah menjadi sistem dunia. “LPS penanggung risiko bank ini di Indonesia relatif baru. Tetapi Amerika negara paling top,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD Perbarindo Sulut-Gorontalo, Denny T Senduk SE CRBD menjelaskan peran LPS terhadap Perbarindo sangat besar manfaatnya. “LPS memberikan manfaat yang sangat besar bagi Perbarindo. Karena kepercayaan masyarakat kepada Bank Perkreditan Rakyat maupun bank umum tumbuh dengan baik,” katanya sembari merinci bahwa BPR Citra Dumoga yang semula hanta bermodalkan Rp20 miliar, kini mencapai Rp50 miliar. Bahkan untuk total aset yang sebelumnya tercatat Rp350 miliar, kini sebesar Rp500 miliar.
“Untuk total tabungan saat ini mencapai Rp60 miliar dan deposito sebesar Rp250 miliar atau keseluruhan simpanan sebesar Rp350 miliar. Ini semua karena kepercayaan masyarakat terhadap jaminan LPS,” tandasnya.
Menurut Denny, kini BPR di Sulut mengalami pertumbuhan yang jumlahnya mencapai 18 BPR tersebar di kabupaten/kota. Antara lain, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Selatan, Minahasa, Bitung, Tomohon dan Manado.(hilda)