Manado, SULUTREVIEW – Kinerja dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) – Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Manado mengalami peningkatan signifikan.
Peningkatan tersebut mencakup Kota Manando, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Itu sudah terrmasuk di dalamnya masyarakat yang didaftarkan oleh pemerintah daerah melalui APBD di Wilayah Kantor Cabang Mando yang mencapai 136.777 jiwa.
Menurut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Manado dr. Greisthy EL Borotoding, pertumbuhan jumlah peserta ini juga diiringi dengan pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerjasama.
“Saat ini 63 Kantor Cabang Manado telah bermitra dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang terdiri atas 87 puskesmas, 63 Dokter Praktek Perorangan, 15 Dokter Praktek Gigi Perorangan, 16 Klinik Pratama, 12 milik TNI, 10 milik Polri,” kata Borotoding, saat kegiatan Public Expose Capaian Kinerja BPJS Kssehatan Cabang Manado, Selasa (22/08).
Selain itu, BPJS Kesehatan Cabang Manado juga telah bekerja sama dengan 26 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 10 rumah sakit pemerintah, 9 rumah sakit swasta, 3 rumah sakit milik TNI, 1 rumah sakit milikn Polri, 3 kilinit Utama, 12 apotek serta 6 optik.
“Kami ucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah terhadap komitmen untuk menyukseskan Program JKN-KIS. Selain komitmen dalam bentuk pembiayaan serta perluasan akses pelayanan melalui penyediaan fasilitas kesehatan, ke depan kami harapkan peran pemerintah daerah juga maikn dioptimalkan baik dari sisi kualitas dan mutu pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat, bersama-sama memperkuat regulasi terkait kepatuhan pengusaha dan masyarakat dalam kepesertaan JKN – KIS, serta cakupan kepesertaan yang makin luas sehingga dapat terwujudnya Universal Health Coverage atau cakupan semestas di tahun 2019,” ujarnya.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan serta mempercepat cakupan kepesertaan berbagai inovasi dan terobosan dilakukan untuk dapat memenuhi target tersebut. Terbukti, masyarakat yang sebelumnya dapat melakukan pendaftaran di Kantor Cabang, Kantor Pelayanan Operasional kabupaten/kota, website, dan mitra yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kini pendaftaran dapat juga dilakukan melalui BPJS Care Center 1500 – 400.
Tak cukup sampai disitu, kini BPJS keaehatan juga mengembangakan pendaftaran melalui Dropbox di kantor cabang BPJS Kesehatan, Kantor Kelurahan, dan kantor Kecamatan, Lippo Mall, Mobil Costumer Service, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Stand Booth, pendaftaran melalui Kader JKN serta pendaftaran melalui aplikasi Mobile JKN. Pendaftaran melalui mitra kerja nuga tengah dikembangkan dengan membuka Point of Service di pusat perbelanjaan seperti Mall dan tempat perbelanjaan lainnya juga saat ini dapat dilakukan juga pendaftaran melalui tempat-tempat Ibadah.
Diketahui, setelah berjalan 3,5 tahun, program JKN-KIS tidak hanya berdampak terhadap pelayanan kesehatan tapi juga perekonomian.
Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukan kontribusi total JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 mencapai 152,2 triliun. Pada tahun 2021 kontribusinya diperkirakan meningkat sampai Rp 289 triliun.
Tak itu saja, program JKN-KIS telah meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia sampai 2,9 tahun. Peningkatan 1 persen cakupan JKN-KIS setara dengan peningkatan pendapatan masyarakat sebesar Rp1 juta/tahun/kapita.
Program JKN-KIS pun terus berkembang pesat hingga kini dan bergerak menuju cakupan semesta. Sampai dengan saat ini, jumlah peserta yang telah mengikuti Program JKN-KIS lebih dari 180 juta jiwa atau lebih dari 70% dari jumlah proyeksi penduduk Indonesia di tahun 2017.
Laporan audited akhir tahun 2016 memberikan gambaran bahwa program JKN-KIS sangat dirasakan masyarakat. Ini terlihat dari pemanfataan kartu BPJS Kesehatan di 2016 sebanyak 177,8 juta kunjungan ke fasilitas kesehatan. Angka kunjungan ini terus meningkat dari tahun 2014 sebanyak 92,3 juta, dan tahun 2015 sebanyak 146,7 juta.
Total pemanfaatan di 2016 ini terdiri dari kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter praktek perorangan mencapai sekitar 120,9 juta kunjungan, untuk rawat jalan di poliklinik dan rumah sakit sebanyak 49,3 juta, dan rawat inap 7,6 juta. Bila ditambah angka rujukan sebesar 15,1 juta, maka total pemanfaatan JKN-KIS adalah 192,9 juta.
Komitmen pemerintah dalam kelangsungan Program JKN-KIS terwujud penyediaan APBN dalam bentuk iuran bagi 92,4 juta jiwa peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan pemenuhan ketersediaan fasilitas kesehatan.
Dari mana sumber APBN tersebut, tentu saja salah satunya dari pajak. Kehadiran Program JKN-KIS merupakan wujud dari kehadiran negara kepada rakyatnya. Pemerintah telah mewujudkan amanat undang-undang yaitu dengan menjalankan program JKN-KIS. Tanpa waktu yang lama program ini sudah dirasakan betul manfaatnya bagi masyarakat.(axel)