Harga Tomat Sayur Melambung, Manado Inflasi Sebesar 1,15 Persen

Manado, SULITREVIEW – Harga tomat yang melambung di sepanjang bulan Juni 2017 telah menyebabkan Kota Manado mengalami inflasi sebesar 1,15 persen.

Dengan demikian inflasi tahun kalender sebesar 2,49 persen dan inflasi year on year (yoy) atau tahunan sebesar 3,59 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Moh Eddy Mahmud, inflasi di Kota Manado pada bulan Juni 2017 terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 7 kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,29 persen, kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,70 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,31 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok sandang sebesar 0,39 persen,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,23 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,17. Tidak ada kelompok yang mengalami penurunan indeks pada bulan
Juni 2017.

“Penyumbang/andil Inflasi terbesar di Kota Manado pada bulan Juni 2017 yaitu tomat sayur sebesar 0,3913 persen, sedangkan penyumbang deflasi terbesar adalah anggur sebesar 0,0607 persen,” katanya.

Diketahui, komoditas yang memberikan sumbangan Inflasi antara lain, tomat sayur sebesar 0,3913 persen, beras sebesar
0,1651 persen, bawang merah sebesar 0,0725 persen, pepaya sebesar 0,0384 persen, telur ayam ras sebesar 0,037 persen, cabai rawit sebesar 0,0358 persen, daging ayam ras sebesar 0,0233 persen, cabai merah sebesar 0,0183 persen, jeruk nipis/limau sebesar 0,0157 persen; dan mujair sebesar 0,013 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain, anggur sebesar 0,0607 persen, bawang putih sebesar 0,0502
persen, apel sebesar 0,04 persen, kangkung sebesar 0,0336 persen, pisang sebesar 0,0307 persen, lemon sebesar
0,0304 persen, daun bawang sebesar 0,0242 persen, cakalang/sisik sebesar 0,0207 persen, semangka sebesar 0,0104 persen, dan susu cair kemasan sebesar 0,0087 persen.

Sementara itu, Deputi Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut, Buwono Budi Santoso menambahkan realisasi inflasi tersebut berada di atas rata-rata historis pada momen Lebaran dan juga proyeksi sebelumnya 0,7 persen month to month (mtm) serta di atas realisasi inflasi nasional sebesar 0,69 persen mtm.

“Secara spasial di Pulau Sulawesi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 3,58% mtm. Adapun inflasi Kota Manado berada di urutan ke-8 tertinggi dari 11 kota inflasi di Pulau Sulawesi,” katanya.

Berdasarkan andil komoditasnya, inflasi Sulut disumbang oleh tomat (0,39 persen), angkutan udara (0,29 persen), tarif listrik (0,19 persen) dan beras (0,17 persen).

Sementara itu, bawang merah dan cabai rawit memberikan andil inflasi yg relatif kecil yakni berturut-turut sebesar 0,07 persen dan 0,04 persen, karena harga pada bulan sebelumnya sudah relatif tinggi.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.