Manado, Sulutreview.com – Perekonomian Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan pertumbuhan kinerja yang sangat baik dalam beberapa waktu terakhir.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulut, Joko Supratikto, menyampaikan tentang peran penting sektor industri pengolahan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Sulut.
Penguatan industri pengolahan, yang dimaksud Supratikto adalah komoditas unggulan seperti kelapa dan perikanan tangkap.
Kinerja perekonomian Sulawesi Utara mencatatkan pertumbuhan yang sangat baik, terutama didorong penguatan industri pengolahan khususnya kelapa dan perikanan tangkap,” ungkap Supratikto saat
menghadiri agendad BI Basuara X Bacirita APBN 2025, di Manado (25/09/2025).
Ia juga menambahkan bahwa produk kelapa dan turunannya serta perikanan tangkap telah mendorong peningkatan nilai ekspor
“Produk turunan kelapa maupun hasil perikanan tangkap telah memperkuat daya saing Sulut di pasar domestik, bahkan juga meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan daerah,” ujarnya.
Kinerja perikanan Sulut, sambungnya, juga
didukung oleh inflasi Sulut yang diperkirakan masih terjaga pada rentang target nasional sebesar 2,5%±1%.
“Dari sisi bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran Bank Indonesia diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas,” tukasnya.
Gubernur Sulut yang diwakili Daniel Mewengkang menekankan pentingnya sinergi kebijakan moneter dan fiskal dalam mewujudkan visi “Sulawesi Utara Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan”.
Ia mengapresiasi kerja sama BI Sulut dan Ditjen Perbendaharaan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara sehingga secara historis cenderung di atas nasional dengan pencapaian tahun 2024 sebesar 5,39% dengan disertai tingkat inflasi yang terkendali dan angka kemiskinan yang menurun.
Berkaitan dengan arah pembangunan berbasis 8 misi dan 17 program prioritas termasuk pembangunan infrastruktur transportasi, pengembangan food estate, smart tourism, UMKM, serta pembangunan logistics hub yang mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Likupang.
Sejalan dengan hal tersebut, Hari Utomo menyampaikan bahwa APBN dan APBD merupakan instrumen fiskal strategis untuk menggerakkan perekonomian daerah.
Dengan demikian, sinergi antara ekspansi likuiditas moneter dan makroprudensial longgar oleh BI yang disertai dengan akselerasi belanja Pemerintah diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan merata.
Selanjutnya, Adrian Maulana mengingatkan pelaku usaha untuk tidak hanya memperhatikan tingkat profitabilitas saja, namun perlu menaruh perhatian secara khusus terkait kemampuan pengelolaan arus kas (cashflow).
Keberhasilan mempertahankan arus kas operasional secara positif mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.
Melalui kegiatan ini para akademisi, perangkat daerah, wartawan, perbankan, dan pelaku usaha diharapkan memperoleh berbagai informasi yang akurat tentang kebijakan terkini dan mendapatkan nilai tambah terhadap upaya pengelolaan keuangan perusahaan sehingga tercipta berbagai peluang bisnis baru yang sehat.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi modal untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Sulut.
Turut hadir, Hari Utomo, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sulut, serta menghadirkan Adrian Maulana, CEO Finance&, sebagai narasumber perencanaan keuangan menjadi pengusaha sukses.(hilda)













