Ekonomi Sulut Triwulan III 2020 Berangsur Pulih

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat

Manado, Sulutreview.com – Berbagai upaya dan kebijakan yang digencarkan untuk memulihkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19, mulai menunjukkan pertumbuhan.

Meski perlahan, namun mulai bangkit dan bergairah, terbukti catatan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 1,83% (yoy). Terbilang membaik dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,89% (yoy). Memang belum kembali stabil ke level sebelum pandemi COVID-19, dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang masih tercatat tumbuh sebesar 5,19% (yoy). Tetapi kontraksi perekonomian Sulut juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi perekonomian nasional triwulan III 2020 yang mencapai 3,49% (yoy).

Bila dilihat dari sisi lapangan usaha (LU), industri pengolahan dan pertanian yang tetap tumbuh kuat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sulut.

Menurut keterangan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Arbonas Hutabarat kontraksi masih dialami LU utama lainnya khususnya LU transportasi dan pergudangan dan LU konstruksi, meski tidak sedalam triwulan sebelumnya, di samping kontraksi pada LU perdagangan. Kinerja LU transportasi dan pergudangan kembali menjadi LU utama dengan kontraksi terdalam. LU transportasi terkontraksi sebesar 16,47% (yoy) dan memberikan kontribusi pada kontraksi pertumbuhan sebesar 1,47% (yoy).

Meski demikian, terdapat perbaikan
pada kinerja LU ini dibandingkan TW II 2020, seiring diberlakukannya new lifestyle sehingga mendorong perbaikan operasional transportasi udara dan transportasi laut. Jumlah penumpang dari dan menuju bandara Sam Ratulangi pada triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 74,62% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan II yang terkontraksi sebesar 91,88%.

Fenomena serupa juga terjadi pada transportasi laut dimana penumpang laut pada triwulan III terkontraksi sebesar 59,89% (yoy) lebih rendah dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 77,70% (yoy).

“Meningkatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat diperkirakan juga mendorong perbaikan kinerja transportasi darat,” ungkap Arbonas, Kamis (5/11/2020).

Diketahui, LU konstruksi tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,30% (yoy) atau membaik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 8,04% (yoy). Adanya perbaikan permintaan swasta di samping percepatan pembangunan proyek-proyek padat karya pemerintah diperkirakan menurunkan laju kontraksi LU Konstruksi.

Hal ini tercermin juga dari realisasi pengadaan semen yang hanya terkontraksi 19,96% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi hingga 33,22% (yoy).

Sementara itu, LU perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor
(perdagangan) mengalami penurunan kinerja pada triwulan III 2020. LU perdagangan terkontraksi sebesar 1,68% (yoy) lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,90% (yoy).

Kontraksi yang lebih dalam ini terjadi seiring pembatalan festival-festival level nasional seperti Manado Fiesta, Festival Pesona Bunaken, dan Tomohon International Flower Festival di samping perayaan hari raya pengucapan dan Idul Adha yang relatif tidak semeriah tahun sebelumnya.

“Selain itu, perdagangan antar pulau
juga menunjukkan penurunan kinerja ditandai penurunan volume muat barang antar pulau sepanjang triwulan III 2020 sebesar 48,96% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 7,34% (yoy).

Di sisi lain, pertumbuhan dua lapangan usaha utama Sulut lainnya mencatat pertumbuhan positif dan kuat. LU pertanian, kehutanan dan perikanan (pertanian) tercatat tumbuh sebesar 4,91% (yoy) pada triwulan III 2020 menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,47% (yoy).

Menguatnya kinerja LU ini didorong oleh seluruh sub-LU pembentuknya.

“Kinerja tanaman pangan diperkirakan menguat sering terjadinya panen
raya pada triwulan III 2020. Kinerja perkebunan tahunan diperkirakan masih kuat sejalan dengan permintaan industri yang juga tumbuh positif,” tambah Arbonas.

Selain itu, kinerja perikanan juga menunjukan perbaikan pada triwulan III sejalan dengan ekspor komoditas perikanan
(SITC:03) yang tercatat tumbuh 11,52% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya
terkontraksi 33,26% (yoy).

Kinerja industri pengolahan (industri) tercatat tumbuh sebesar 5,14 % (yoy) relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,24% (yoy). Harga coconut oil (CNO) dunia yang terus melanjutkan tren positif memberi insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan produksi. Harga CNO pada triwulan III tercatat tumbuh sebesar 38,13% (yoy).(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.