Manado, Sulutreview.com – Program
Perlindungan Pekerja Sosial Keagamaan (Perkasa) yang merupakan terobosan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), kembali menjangkau 40.000 peserta baru.
Kebijakan yang digulir sejak 2018 menjadi satu-satunya program yang melindungi para pekerja sosial keagamaan di Indonesia.
“Program Perkasa yang direalisasikan sejak 2018 merupakan gagasan dan inovasi Pak Olly Dondokambey, diawali dengan mendaftarkan 35.000 pekerja keagamaan sebagai peserta. Dan hasil inovasi tersebut telah mengukir prestasi rekor Muri,” ujar Kepala BPJamsostek Cabang Manado, Hendrayanto SE MM, dalam agenda Perlindungan 40.000 Perkasa Pekerja Sosial Keagamaan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di Four Points, Selasa (20/10/2020).
Seiring berjalannya waktu, program lajutan ini kemudian mencapai 111.000 peserta keagamaan dari 6 golongan agama di Sulut.
“Kami bangga dengan program Perkasa yang merupakan satu satunya program di Indonesia yang melindungi pekerja sosial keagamaan. Di di tempat lain ada tetapi tidak sesignifikan di Sulut,” tandasnya sembari memberikan apresiasi untuk Pemprov Sulut yang menempuh langkah ini.
“Pak Olly Dondokambey tidak membatasi jumlah peserta yang siap diberikan perlindungan. Hal ini patut kami berikan apresiasi,” tukasnya.
Inovasi dan gagasan Pemprov Sulut ini, sambung Hendrayanto, bukan hanya untuk pekerja sosial keagamaan. Tetapi juga 36.000 petani di Sulut telah mendapat program perlindungan sosial bagi buruh tani dan petani penggarap (Pesona).
“Luar biasa 36.000 telah menjadi peserta perlindungan Pesona, yang telah mencetak record dunia Muri. Jadi bukan hanya Muri. Karena satu-satunya di dunia dan itu ada di Sulut,” tukasnya.
Hendrayanto mengungkap, sebagai peserta perlindungan BPJamsostek, akan menerima sejumlah manfaat. Karena peserta secara langsung telah tercover jaminan kecelakaan kerja dan kematian.
“Jika terjadi risiko meninggal dunia, BPJamsostek akan menyerahkan santunan sebesar 42 juta. Ini membantu keluarga yang ditinggalkan. Selanjutnya, karena peserta sudah memasuki tahun yang ketiga, maka jika terjadi risiko meninggal akan diberikan beasiswa pendidikan kepada dua anak sampai ke jenjang perguruan tinggi,” katanya.
“Harapan kami bisa disampaikan juga ke organisasi yang belum terlindungi, karena melalui program Perkasa ini bisa mendapatkan perlindungan,” imbuhnya.
Sementara itu, diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Ir Erny Tumundo MSi, tambahan peserta sebanyak 40.000 merupakan bentuk apresiasi pemerintah.
“Program Perkasa bagi pekerja sosial keagamaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh agama yang ada di Sulut, yang menjangkau 6 golongan agama yakni Kristen (Protestan), Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Khonghucu serta berbagai denominasi gereja,” jelasnya.
“Sampai tahun 2020, jumlah pekerja sosial keagamaan, sudah mencatat 77.233 peserta. Dan kembali bertambah hari ini 40.000, sehingga totalnya mencapai 117,233 peserta,” rinci Tumundo.
Program Perkasa, jelas Tumundo telah memberi banyak manfaat bagi pekerja. Di mana jumlah santunan yang diberikan sudah mencapai 227 orang dengan nominal Rp9 Miliar. Dan dalam waktu dekat ini akan kembali disalurkan kepada 32 ahli waris.
Program Perkasa, sambung Tumundo baru satu-satunya yang direalisasikan di Sulut. Dan akan terus dilanjutkan. “Program ini akan terus dilanjutkan, karena Pak Olly Dondokambey melihat bahwa peran pekerja sosial keagamaan sangat membantu pemerintah,” ujarnya.(hil)