Pariwisata Sulut Melejit, Butuh Pembenahan Infrastruktur

Manado, SULUTREVIEW

Sektor investasi pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) yang melejit hingga 600 persen, mutlak dibarengi dengan pembenahan infrastruktur penunjang.

Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulut, Daniel Mewengkang SE MSi, Sulut yang telah menjadi target skala super prioritas pariwisata, dapat dipastikan akan menjadi daerah yang diproyeksikan akan meningkatkan arus kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Akan menjadi kewajiban kita semua untuk menyajikan yang terbaik untuk wisatawan. Kita harus terus membenahi berbagai sarana dan prasarana di sektor pariwisata. Kita harus semakin mempercantik spot-spot wisata,” kata Mewengkang saat menyampaikan sambutan di kegiatan Forum Koordinasi Lintas Sektor Pariwisata yang digelar di hotel Aston Manado, Kamis (17/10/2019).

Mewengkang juga mengajak seluruh stakeholder untuk menjaga kelestarian lingkungan.

“Kita harus menjaga kelestarian alam dan ekosistem baik, yang ada di pantai maupun perairan, guna menjaga eksistensi wisata bahari kita. Dan kita harus memberikan kesan positif kepada siapa pun yang berkunjung ke daerah ini,” tandasnya.

Mewengkang menambahkan bahwa investasi sektor pariwisata terus melambung, menyusul sejumlah iven spektakuler yang digelar melalui Sulut Expo 2019 di Smesco Jakarta pada saat HUT Provinsi Sulut ke-55.

“Sulut Expo yang diselenggarakan semakin memperkenalkan Sulawesi Utara di kancah nasional maupun internasional. Bahkan menguatkan wajah Sulawesi Utara sebagai kawasan investasi dan pariwisata dunia. Lebih dari itu ikut mengoptimalkan pengembangan pariwisata Sulawesi Utara yang kini telah ditetapkan sebagai super prioritas pariwisata,” ujarnya.

Rangkaian kegiatan dalam Sulut Expo tersebut, sambung Mewengkang ditujukan untuk mempromosikan objek wisata dan produk unggulan yang dimiliki daerah-daerah di Sulawesi Utara kepada masyarakat luas, buyer dan pelaku usaha, guna menangkap peluang Sulawesi Utara sebagai gerbang Pasifik di Indonesia.

“Karena itu mari kita jadikan dan manfaatkan forum ini untuk menjaga sinergitas kita dalam membangun daerah, mari kita saling menopang untuk kemajuan pembangunan sektor pariwisata di Bumi Nyiur Melambai dan mari kita sukseskan bersama berbagai agenda pembangunan pariwisata Sulawesi Utara ke depan,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Daerah Sulut, Roy Saroinsong sebagai penanggungjawab forum koordinasi mengatakan kegiatan ini menjadi upaya strategis untuk membahas berbagai masalah dan kendala serta target ke depan.

Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Daerah Sulut, Roy Saroinsong.

“Hadir dalam kesempatan ini dari berbagai pemangku kepentingan yang mencakup Bakamla RI, Kepala Dinas Pariwisata se kabupaten/kota, Badan Penanggulangan Bencana, Basarnas, Asita, PHRI, Kepala Bank Indonesia dan lainnya,” katanya.

Pada kesempatan ini, Kabag Manajemen Krisis Kemenpar RI, Herry Rachmat Widjaja SSos MMPar menjelaskan tentang kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam.

“Hasil perhitungan dari BNPB kerugian di sektor pariwisata karena bencana mencapai Rp13,4 triliun sedangkan perhitungan dari pariwisata sendiri itu mencapai Rp9 triliun. Ini menunjukkan bahwa bencana akan berpengaruh terhadap pencapaian target kunjungan wisata,” ujarnya.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *