Penandatanganan kerja sama Bank SulutGo dan Kabupaten Sitaro.
Manado, SULUTREVIEW
Direktur Utama Bank SulutGo, Jeffry AM Dendeng menyebutkan bahwa progress kinerja Bank SulutGo hingga per 30 Juni 2019 menunjukkan catatan peningkatan signifikan.
Menurutnya, kinerja Bank Sulutgo sampai dengan 30 Juni 2019 secara garis besar mengalami peningkatan.
“Pertama total aset Bank Sulutgo saat ini mencapai Rp16,1 triliun, jadi tumbuh 11 koma 39% dibandingkan tahun yang lalu. Kemudian dana pihak ketiga bank sulutgo per 30 Juni 2019 sebesar 13,5 triliun tumbuh sebesar 13,7% jika dibandingkan dengan tahun yang lalu,” kata Dendeng pada Penandatanganan perjanjian kerja sama antara pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dengan PT Bank SulutGo, Jumat (19/7/2019).
Untuk total kredit yang disalurkan per 30 Juni 2019, sebut Dendeng sebesar Rp11,5 triliun atau tumbuh sebesar 3,5 persen dibanding tahun yang lalu. “Selanjutnya CAR saat ini adalah 14% berarti posisi ini adalah posisi yang sehat yang dapat menyalurkan kredit. Diikuti laba bruto per 30 Juni 2019 mencapai Rp127 miliar,” tandasnya.
“Laba kita sudah meningkat di Mei 2019, sudah mencapai Rp127 miliar. Mudah-mudahan pertumbuhan ini akan terus bertumbuh sampai dengan akhir tahun sehingga target yang kita tetapkan terhadap rugi laba bisa tercapai,” harap Dendeng.
Pada kesempatan ini, Dendeng mendorong pemimpin daerah selaku pemegang saham untuk menambah setoran. Pasalnya, akibat sejumlah daerah menarik Rekening Kas Umum Daerah RKUD telah menyebabkan penurunan kinerja, yang disumbang oleh kredit macet.
“Adanya perpindahan RKUD dari Pemerintah kabupaten/kota telah menyebabkan kredit macet. Seharusnya walaupun ada perpindahan RKUD tetapi kalau ada kesadaran dari para ASN untuk membayar kreditnya maka tidak akan terjadi kredit macet,” sebutnya.
Dendeng juga berharap dengan adanya dukungan dari Sitaro, akan terjadi penambahan modal bagi Bank Sulutgo.
“Bagi pemerintah, yakni pemegang saham kabupaten/kota yang lainnya yang tidak melakukan setoran maka share saham semakin lama semakin tergerus dan mengalami penurunan kinerja,” ujarnya.
Diketahui, kontribusi dana Kabupaten Sitaro masih di bawah 1%, namun demikian tetap bisa memperoleh deviden 19% dari total saham sebesar Rp3,7 miliar masih bisa diberikan deviden sebesar Rp729 juta dan pada tahun 2018 yang lalu, Bank SulutGo sudah memberikan dana CSR sebesar Rp88 juta.
Pada pada penandatanganan kerja sama, Bupati Sitaro Evangeline Sasingen mengungkapkan, meski dana yang dititip terbilang kecil namun, dia enggan untuk mengikuti kabupaten/kota lain yang menarik RKUD.
“Waktu ada gejolak dari kabupaten/kota menarik RKUD, kami tidak tergoda untuk ikut. Tetapi justru akan menopang Bank SulutGo. Oleh sebab itu kami tetap menjalin kerja sama dengan baik dan terus mengembangkan Bank SulutGo,” tandasnya.
Di sisi lain, Sasingen berharap Bank SulutGo lebih selektif dalam menggulir pinjaman atau kredit ASN.
“Kami meminta agar kredit dari ASN tidak melebihi batas atau 40 persen dari gaji. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja. Mohon tidak sampai limit,” tandasnya.
Diketahui, penandatanganan perjanjian kerja sama terdapat tiga poin penting, yakni pengelolaan dan penyimpanan RKUD, layanan pembayaran honorarium pegawai honorer dan ayanan pembayaran gaji pegawai dan tunjangan lainnya ASN.
Turut hadir, Dirum Bank SulutGo, Revino Pepah.(eda)