Disparda Sulut Edukasi Guru dan Tenaga Pendidik tentang Pariwisata

Manado, SULUTREVIEW

Pertumbuhan pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) sejak 2015 mengalami lonjakan signifikan. Hal itu terus berlanjut hingga di level 600%.

Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Daniel A Mewengkang SE MSi, pada 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 38,400 orang, wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 1.070.681 orang. Pada 2017 tercatat sebesar 86.976 wisman dan 1.658.523 wisnus.

Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2018, untuk wisman yang berkunjung mencapai 127.879 orang dan wisnus 1.958.899 orang.

“Jika dikalikan rata-rata per paket perjalanan Rp7 juta per wisatawan, maka dana yang beredar di Sulut ada di kisaran Rp10 hingga Rp12 triliun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Mewengkang saat membuka giat Pelatihan Dasar SDM Pariwisata bagi Guru/Tenaga Pendidik SMA dan SMK  yang digelar di hotel Grand Puri Manado, Selasa (7/5/2019).

Atas capaian tersebut Kementerian Pariwisata dan Markplus telah menyematkan apresiasi dan penghargaan sebagai ‘The Rising Destination 2019’ kepada Pemerintah Provinsi Sulut.

Melihat kemajuan pariwisata yang demikian pesat, yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, khususnya di era kelesuan anjloknya komoditi pertanian dan perdagangan, Mewengkang mengajak guru-guru dan tenaga pendidik untuk memberikan kontribusi bagi pariwisata.

“Perkembangan pariwisata di Sulut bermula sejak pemerintahan ODSK (Olly Dondokambey-Steven Kandouw) melalui charter flight. Untuk itulah perlu dilakukan edukasi di kalangan guru dan tenaga pendidik agar dapat diterapkan kepada peserta didik bagaimana menerima wisatawan yang datang agar welcome. Perlu bekal etitude yang baik sehingga dapat melayani dengan baik,” ungkapnya.

“Kita memberikan gambaran dan membuka wawasan tentang bagaimana menyambut wisatawan. Pastinya dengan hospitality atau keramahan sehingga membuat orang terkesan dan ingin datang lagi. Ini berkaitan dengan salah satu poin dari Sapta Pesona,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan, Kelembagaan Kepariwisataan Disparda Sulut, Dra Ivonne Kawatu mengatakan kegiatan diikuti 280 peserta dari kalangan guru dan tenaga kependidikan.

“Kami berharap dengan melibatkan guru dan tenaga pendidik, maka upaya mengembangkan pariwisata sebagaimana yang tengah digencarkan pemerintah, dapat lebih direspon dengan baik. Ini penting karena penyampaian informasi akan jauh lebih efektif. Sebab, guru dan tenaga pendidik lebih luas jangkauannya,” tukasnya.

Lebih jauh, guru-guru yang memiliki pemahaman yang sudah dibangun akan memberikan dampak positif pada kelangsungan belajar mengajar.

“Guru-guru dan tenaga pendidik yang telah mengikuti pelatikan, akan membuka mindset siswa, bahwa Sulut tengah menjadi daerah pariwisata yang diminati wisman maupun wisnus. Hal ini harus didukung dengan sikap yang benar sehingga wisatawan akan datang lagi,” tandasnya.

Senada diungkapkan salah satu peserta yang adalah guru SMK Negeri 1 Manado, Jevie J Maliangkay. Menurutnya, bahwa pelatihan SDM tentang pariwisata akan memberikan nilai tambah.

“Melalui materi yang didapatkan oleh guru dan tenaga pendidik tersebut, guru-guru akan menyampaikan kepada siswa, bagaimana kita harus welcome dengan wisatawan. Terutama dengan keramahan, keamanan dan kenyamanan,” ujarnya.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *