Manado, SULUTREVIEW – Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Manado, menempatkan kualitas kejujuran sebagai prioritas.
Menurut Kepala SMP Negeri 1 Manado, Jeane Rey setiap kepala sekolah pasti menginginkan peserta didiknya berhasil meraih prestasi terbaik. Namun bukan berarti untuk mencapai tujuan tersebut lantas mengabaikan kejujuran.
“Prestasi adalah penting. Tetapi kejujuran adalah prioritas,” ungkap Rey di sela pelaksanaan USBN Senin (16/4/2018).
Dijelaskan Rey, pada USBN tahun 2017 sebelumnya, ada empat siswa yang mendapatkan nilai 100. Bahkan untuk Ujian Nasional, prestasi terbaik diperoleh siswanya. “Kalau tahun lalu, hasilnya menggembirakan, maka tahun ini diharapkan lebih lagi,” sebut Rey sembari merinci USBN diikuti 728 siswa yang terbagi di 37 ruangan kelas.
Sementara itu diungkapkan Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Pemerintah Kota Manado, Micler CS Lakat SH, bahwa siswa dapat melaksanakan USBN hingga empat hari ke depan. Bahkan disambung lagi dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang digelar 23 sampai 26 April 2018 mendatang.
“Kami berharap USBN berjalan baik. Tanpa ada kendala teknis, sampai selesainya nanti,” ujar Lakat sembari berharap dapat menyelesaikan soal tanpa hambatan.
“Semoga semua peserta USBN dapat ikut, tidak ada yang sakit dan lainnya. Sehingga tidak ada yang menyusul,” katanya usai membuka soal di SMP Negeri 1 Manado.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Manado, Dahlan Walangitan mengatakan jumlah peserta USBN se Kota Manado, tercatat 8,134 siswa yang tersebar di sekolah negeri dan swasta. Dengan rincian swasta 4,212 siswa dan negeri sebanyak 3, 922 siswa.
“Ada 100 sekolah penyelenggara, 72 dari sekolah wasta dan 7 penyelenggara dari MTserta, sisanya sekolah negeri,” kata Walangitan sembari menambahkan soal USBN sebanyak 25 persen disiapkan Kementerian Pendidikan dan 75 persen oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Menariknya untuk UNBK pekan depan, menurut Walangitan, rata-rata sekolah penyelenggara kekurangan perangkat komputer.
“Hanya SMP Negeri 12 Bunaken yang komputernya cukup. Karena jumlah siswanya hanya 20, sementara komputer ada 32 unit. Untuk SMP Negeri 1 dilaksanakan di SMK Negeri 1. Sebab, komputer yang tersedia hanya 70 unit,” tandasnya.(hilda)