Ambon, SULUTREVIEW – Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mendorong Ambon sebagai Kota Musik dunia ke 18 pada tahun 2019 mendatang. Namun, lanjutnya harus di dukung juga oleh Badan Ekonomi kreatif(Bekraf) dan Pariwisata.
“Tidak bisa jalan sendiri kalau tidak dibantu Bekraf. Meski anggaran Bekraf turun dari tahun sebelumnya. Tapi contoh studio musik yang ada di Ambon ada campur tangan Bekraf,” katanya dalam pembukaan press gathering Koordinatoriat Wartawan Parlemen bertema “Sinergi DPR RI, Pemerintah RI, Pemkot Ambon sebagai kota musik dunia” di Hotel Swiss Belhotel Ambon Sabtu(17/3/2018).
Bagitu juga sektor pariwisata dan harus mengagendakan Ambon sebagai kota Musik dunia, tambahnya. “Harus masuk program Pariwisata bahwa Ambon masuk kota musik. Saya minta Ambon sebagai kota musik harus menjadi program kementerian pariwisata,” tandasnya.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan Ambon menuju kota Musik ke 18 yang mendaftar di badan ekonomi kreatif (Bekraf) ke Uniesco. Sehingga kita dorong pada tahun 2019 ditetapkan Unesco sebagai Kota Musik dunia.
Menurutnya banyak daerah yang mengajukan secara resmi diantaranya Manado, Medan, Toraja. Namun Unesco bilang Ambon dulu, tambahnya.
“Sekarang ini yang resmi ajukan kota musik itu adalah Medan, Manado, Toraja, tapi ternyata Unesco bilang Ambon dulu dijadikan sebagai kota musik dunia baru yang lain kita berikan perhatian,” katanya seraya menambahkan Ambon mulai didorong untuk betul-betul menjadi kota kreatif yang ketiga setelah Bandung dengan basis industri desainnya, Pekalongan dengan batiknya, maka Ambon kota kreatif dengan musik sebagai ikonnya.
“Ambon disiapkan Bekraf sebagai kota musik sebagai ikonnya. tahun 2019 ini Unesco diharapkan bisa mengakui Ambon sebagai Kota Musik Dunia,” kuncinya. (rizal)