Manado, SULUTREVIEW – Pengendalian inflasi terus dipacu oleh Bank Indonesia (BI) yang direalisasikan melalui prgram Gerakan Batanang Rica Tomat (Barito).
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut, Buwono Budisantoso, pengendalian inflasi tersebut dijawab melalui program pembagian bibit yang disebar ke kelompok-kelompok PKK.
“Gerakan Barito atau yang kita kenal dengan Batanang Rica dan Tomat tahap ke 2 dengan penyaluran sekitar 35 ribu bibit kepada kelompok-kelompok PKK di wilayah Kota Manado dan sekitarnya, sebagai antisipasi Ionjakan harga komoditas tersebut di akhir tahun,” katanya Kamis (2/11/2017).
Upaya Iainnya, lanjut Buwono, yaitu melalui penguatan kelembagaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Sulawesi Utara menyusul terbitnya Keputusan Presiden RI No.23 Tahun 2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional. “Melalui gerakan Barito ini kita harapkan dapat menstabilkan harga, dalam artian tidak ada lonjakan sebagaimana yang terjadi pada hari-hari besar keagamaan,” sebut Buwono.
Berbagai risiko dan tantangan, jelas Buwono, masih mengemuka dalam pencapaian sasaran inflasi Sulut 2017. Risiko tersebut antara lain adalah potensi kenaikan harga BBM dan elpiji, serta risiko ganguan produksi dan pasokan komoditas strategis akibat kondisi cuaca yang berpotensi terjadi La Nina di akhir tahun.
“TPID akan menfokuskan kegiatan pengendalian inflasinya untuk meminlmalisir risiko-risiko tersebut melalui koordlnasi intensif antar wilayah di Sulawesi Utara. Dengan memperhatikan perkembangan terkini, Bank Indonesia memandang bahwa pencapaian inflasi sampai dengan Oktober 2017 masih sejalan dengan pencapaian target inflasi Sulut 2017 yaitu 411% (yoy),” bebernya.(hilda)