Kendalikan Inflasi, BI dan TPID Gandeng PKK Sulut Pelopori Gerakan Barito

Manado, SULUTREVIEW – Mahalnya harga komoditas cabai rawit (rica) dan tomat di pasaran, yang kerap memicu inflasi mendapat perhatian serius Bank indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulut.

Tak tanggung-tanggung, sebagai upaya mengendalikan infiasi dan mendorong ekonomi kerakyatan, BI dan TPID Provinsi Sulut menggandeng Tim Penggerak-PKK Provinsi Suiut yang merealisasikannya dalam bentuk gerakan Batanang Rica deng Tomat (Barito).

Gerakan Barito yang turut dihadiri Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE tersebut disampaikan bahwa TP-PKK Provinsi Sulut memiliki peran dalam mengendalikan inflasi.

“Pertumbuhan ekonomi di Sulut harus mendapat perhatian dan kontribusi khusus TP- PKK Provinsi Sulut. Bahkan harus turut berkontribusi dengan batanang rica deng tomat. Ibu PKK harus melihat peluang yang ada. Toh pekerjaan ini tidak sulit, karena untuk menanam saat ini sudah dilengkapi dengan alat pertanian yang semakin modern . Sehingga untuk membuat bedeng itu menjadi mudah,” ungkap Olly di lahan kebun yang ada kediamannya di Kolongan, Senin (9/10/2017).

Peran TP-PKK, lanjut Olly memegang peran penting. “Ibu-ibu jangan segan untuk turun sentuh tanah. Karena ini untum kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Provinsi Sulut, Ny Rita M Tamuntuan – Dondokambey mengatakan 30 ribu bibit rica dan tomat sayur yang diserahkann kepada TP-PKK Sulut, dapat dipanen pada Desember 2017 nanti. “Ini dapat mengurangi beban di perayaan Natal.. Mrengingat konsumsi rumah tangga di momen itu cenderung tinggi. Ditambah lago konsumsi masyarakat Sulut yang suka makan pedas akan membuat permintaan domestik meningkat signifikan, apalagi jika dihambat distribusi,” beber Ny Rita.

Lanjut katanya, dengan program Barito, secara langsung dapat mengurangi angka kemiskinan. “Kami harapkan kelompok PKK dapar menanam dan merawat dengan baik. Sehingga hasilnya dapat terlihat. Besar harapan kami anggota PKK dapat menjadi contoh untuk memanfaatkan pekarangan dengan menanam rica dan tomat,” sebutnya.

Lebih jauh, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulut, Soekowardojo mengatakan Gerakan Barito diharapkan mampu menjadi solusi terhadap peningkatan harga komoditas strategis khususnya rica dan tomat sayur yang kerap terjadi di akhir tahun jelang perayaan Natai dan Tahun Baru.

“Dapat kami sampaikan bahwa Gerakan Barito sudah masuk di tahap ke-2. Di mana sebelumnya telah kami laksanakan yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Manado pada April 2017 lalu dengan pembagian sekitar 25 ribu bibit cabai rawit dan tomat sayur,” kata Soekowardojo sambil menambahkan waktu itu bertepatan dengan menjelang perayaan hari Raya ldul Fitri dan hari raya Pengucapan.

” Untuk tahap ke-2 ini, aiokasi bibit yang diberikan meiaiui Program Sosiai Bank Indonesia (PSBI) berjumlah 35 ribu bibit cabai rawit dan tomai sayur,. Di mana 30 ribu bibit telah disalurkan kepada kelompok-kelompok PKK di wilayah Kota Manado dan sekitarnya. Selanjutnya 2 ribu bibit akan dibagikan pada hari ini, serta 3 ribu bibit akan kami salurkan langsung ke wilayah kepulauan Manado Tua. Selain itu, terdapat pula bantuan tambahan sebanyak 10 rbu bibit cabai rawit dan tomat sayur yang merupakan kontribusi dari Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sulut yang akan disalurkan kemudian. Sehingga total bibit yang akan dibagikan adalah sejumlah 45 ribu bibit,” sambungnya.

Diketahui, dari sisi inflasi, Manado baru saja mencatatkan diri sebagai Kota dengan deflasi terdalam secara bulanan pada September 2017, dengan angka inflasi sebesar -1,04% (mtm). Dengan demikian, tingkat inflasi tahunan Sulut tercatat sebesar 3,42% (yoy) pada September 2017 atau berada di bawah tingkat inflasi nasional yang sebesar 3,72% (yoy).

“Kami menilai angka inflasi Sulut yang diukur di Kota Manado relatif baik sepanjang tahun 2017 ini. Angka inflasi tahunan Manado senantiasa berada di rentang sasaran inflasi nasional yeng sebesar 4:t1 % (yoy). Namun demikian, standar deviasi pencapaian inflasi Kota Manado khususnya secara bulanan relatif masih tinggi. Manado seringkali muncul sebagai Kota dengan inflasi tertingg‘i secara Nasional, meskipun tidak jarang juga Manado tercatat sebagai Kota dengan deflasi terdalam secara Nasional,” ungkapnya.

Tingginya deviasi inflasi tersebut, kata Soekowardojo, mayoritas disebabkan oleh lonjakan harga komoditas strategis yakni bawang, rica dan tomat. “Dengan adanya Gerakan Barito atau batanang rica deng tomat ini, kami berharap tidak hanya memberikan pengaruh pada pergerakan inflasi secara umum, namun juga dapat membantu meringankan beban masyarakai. melalui pemenuhan kebutuhan rica maupun tomat secara mandiri pada level rumah tangga,” imbuhnya.

Turut hadir Sekretaris Umum PKK Pusat Rossi Rozanna Septimurni MKes, Deputi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Sulut, Buwono Budisantoso dan anggita PKK Sulut.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.