Mgr Ignatius Suharyo: Jika TNI-Polri Kuat, Mampu Hadapi Tantangan

Jakarta, SULUTREVIEW – Uskup Agung Keuskupan Jakarta, yang juga Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menegaskan jika TNI-Polri kokoh dan kuat dan masyarakat Indonesia kompak, maka seberat apapun tantangan yang dihadapi pasti bisa diatasi.

“Karena itu, jajaran TNI-Polri harus kuat, dan semua lapisan masyarakat harus kompak dan bersatu serta tetap menghargai keberagaman dan perbedaan yang ada,” sebutnya kepada wartawan Kamis ( 5/10/17) seusai bertemu sekitar dua jam dengan Ketua MPR RI DR (HC) Zulkifli Hasan SE MM, di Keuskupan Agung Jakarta.

Menurut Ignatius, dalam pertemuan yang bersifat silaturahmi itu, dibicarakan berbagai hal, terutama situasi atau kondisi bangsa yang akhir akhir ini cukup kompleks.

Setelah membicarakan banyak hal secara luas, kata Ignatius mereka tiba pada kesimpulan tiga hal yang perlu diperhatikan. Yakni, (pertama), perlunya upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat ditengah terjadinya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.

Kedua, masalah moral dan etika perlu diperhatikan secara serius dan ketiga pentingnya dijalin dan diwujudkan rasa kebersamaan, kesatuan dan persatuan bagi seluruh masyarakat Indonesia, namun tetap menghargai keberagaman dan perbedaan yang ada.

Ignatius mengemukakan, berkembangnya issu belakangan ini tak perlu membuat masyarakat menjadi kecil hati ,namun harus berupaya dan berperan aktif sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.

Sedangkan mengenai moralitas yang kurang, terutama dikaitkan dengan banyaknya muncul kasus kasus korupsi yang melibatkan setidaknya 26 Bupati di berbagai daerah di Indonesia, sangat dibutuhkan pengawasan dan peningkatan iman sehingga terhindar dari perilaku yang menyimpang dari ajaran agama.

Secara peribadi, Ignatius mengapresiasi jika masyarakat, kompak dan berperan aktif sesuai fungsi dan peran masing-masing, ditengah adanya perbedaan, agama, suku dan lain sebagainya.

Ketua MPR Zulkifli Hasan meyakini semua perbedaan bisa diselesaikan dengan cara- cara asli Indonesia yakni dialog dan musyawarah mufakat.

“Jika ada perbedaan mari kita selesaikan dengan cara Indonesia yakni dengan silaturrahim, bertemu, dan berdialog. Bicara dari hati ke hati sebagai saudara,” imbuhnya.seraya menambahkan agar semua masyarakat tetap berpegangan pada Pancasila dan UUD 1945.(rizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *