Konas ke-VII PDGMI Peduli Pentingnya Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Manado, SULUTREVIEW – Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) memiliki kepedulian terhadap peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan menggelar seminar yang secara intens membahas tentang ‘Peran Dokter Gizi Medik dalam Menyelamatkan Periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Sebagai organisasi profesi kedokteran, PDGMI, memberikan prioritas perhatian terhadap perkembangan masalah gizi dan kesehatan yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia ke depan.

Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Anung Sugihantono MKes, di Indonesia masalah gizi pada anak balita, terutama stunting (tubuh yang pendek atau sangat pendek untuk umurnya), merupakan masalah yang serius karena proses terjadinya stunting pada periode 1000 HPK bersamaan dengan proses pertumbuhan organ lain seperti otak, jantung, ginjal dan oaru-paru. “Sehingga hal ini berdampak terhadap rendahnya kapasitas kognitif atau kecerdasan pada usia sekolah. Oleh sebab itu penting bagi balita untuk mendapatkan makanan pendamping (MP-ASI) yang cukup dari segi jumlah, frekuensi dan keragaman jenis pangan,” ungkapnya di sela pembukaan Kongres Nasional (Konas) ke-VII PDGMI yang dilaksanakan di hotel Aryaduta Jumat (6/10/2017).

Lanjut katanya, diperkuat oleh Survey Indikator Kesehatan (Sirkesnas) prosentasi ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya 25 persen. Sedangkan sebagian besar memilih untuk memberikan susu formula, perlu disikapi melalui upaya edukasi, sehingga mampu membuka wawasan, bukan hanya ibu tetapi juga masyarakat luas. “Masalah stunting pada anak balita mencapai 37.2 persen. Masalah stunting ini pada umumnya dimulai sejak di dalam kandungan dan berlanjut pada periode 2 tahun berikutnya,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua PDGMI Prof Dr Endang L Achadi MPH DrPH mengatakan melalui kegiatan yang melibatkan PDGMI Cabang Sulawesi Utara berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi merasa penting untuk membahas masalah pola konsumsi bayi antara 6-24 bulan dengan harapan mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas dalam pembangunan berkelanjutan melalui kesehatan dan gizi.

“Masalah kesehatan dan gizi saat ini merupakan multidimesi dan multifactor yang berdampak pada menurunnya produktivitas serta kualitas seumber daya manusia di Indonesia yang dipengaruhi oleh kebiasaan dan perilaku makan serta gaya hidup sepanjang siklus kehidupan,” sebutnya.

Ketua Panitia Konas Dr dr Nelly Mayulu MSi  berharap seminar dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat. Melalui upaya promotif dan preventif.

Sebelumnya, Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado, Prof Dr Ellen Joan Kumaat MSc DEA mengatakan usia 1000 HPK adalah usia emas, perlu didukung dengan asupan gizi yang seimbang sehingga mengahsilkan pertumbuhan secara optimal.

Senada, Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara, Edwin H Silangen SE MS, bahwa terpenuhinya gizi dan kesehatan masyarakat akan mampu lmeahirkan masa depan bangsa yang cerdas yang berimplikasi pada kemajuan Sulawesi Utara. “Pemenuhan gizi ibu hamil sangat penting. Hal ini harus benar-benar dikawal. Berikan edukasi kepada masyarakat demi menyelamatkan 1000 hari pertama kehidupan. Berikut pentingnya makanan pendamping ASI,” tukasnya.

Lebih jauh, Ketua PDGMI Cabang Sulut yang juga pengajar Fakultas Kedokteran Unsrat, Dr Shirley ES Kawengian DAN MSi mengatakan tujuan pelaksanaan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para dokter dan petugas kesehatan di Bumi Nyiur Melambai. “Dengan seminar ini dapat berdampak pada peningkatan wawasan para ibu tentang manfaat MP-ASI yang baik dan benar untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

Menariknya, pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, dr Debby Kalalo MPH menyampaikan materi tentang Beban Ganda dan Faktor Risiko pada 1000 HPK.

Hadir pada kesempatan ini, sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni Wakil Ketua MKEK PB IDI, dr Soetedjo SpS(K) dan Departemen IKA FKUI/RSCM, dr Aryono Hendarto SpA(K).(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.