Komunitas Yahudi Manado Rayakan Yom Kippur

Manado, SULUTREVIEW – Komunitas Yahudi di Manado yang tergabung dalam Kehilah Bnei Israel merayakan Yom Kippur pada 29-30 September akhir pekan kemarin.

Seluruh anggota Kehilah atau jemaat harus menjalani puasa selama 25 jam penuh dimulai sejak matahari terbenam dan tidak diperbolehkan melakukan aktifitas yang melambangkan kenikmatan.

Ketua Kehilah Avhsalom ben Benayahu ketika ditemui mengatakan Yom Kippur merupakan perayaan paling penting bagi umat Yahudi. Hal ini dikarenakan sebagai hari pertobatan dan mengharapkan belas kasihan Tuhan agar diampuni dari dosa-dosa.

“Yom Kippur adalah perayaan yang wajib diikuti oleh umat Yahudi di seluruh dunia. Perayaannya sendiri sebenarnya dimulai sejak Rosh Hassanah atau hari raya peniupan sangkakala pada tanggal 1 bulan Tisri yang di tahun masehi jatuh di hari Rabu (20/09). Nantinya akan ditutup dengan perayaan Sukot atau pondok daun,”tukas Avhsalom, baru-baru ini.

Dia juga menjelaskan selama perayaan tidak diperbolehkan menggunakan barang yang melambangkan kesenangan atau mewah seperti perhiasan. Begitu pula barang-barang yang dibuat dari kulit tidak boleh dikenakan.

“Karena ini adalah masa umat memohon pengampunan, sehingga harus merendahkan diri dihadapan Tuhan. Kalau digambarkan sama seperti saat Kota Niniwe di kitab Yunus,”paparnya.

Lanjut dijelaskan Avhsalom bahwa sepanjang Rosh Hassanah hingga Yom Kippur seluruh jemaat dalam melaksanakan doa harian yaitu maariv, shacarit dan minkha, jemaat akan menambahkan doa-doa tambahan agar tercatat dalam buku kehidupan untuk kehidupan yang lebih baik.

“Nantinya pada saat Yom Kippur seluruh doa-doa yang disampaikan sejak Rosh Hassanah akan dimateraikan atau disegel. Itulah mengapa Yom Kippur begitu sangat penting bagi kami. Seusai perayaan seluruh jemaat bersalaman untuk saling memaafkan dan mengucapkan Gmar Chatimah Tova,”terangnya.

Komunitas Yahudi yang menjalankan kepercayaan nenek moyangnya di Manado masih kecil. Di Kehilah Bnei Israel saja hanya ada tiga keluarga. Namun menurut Avshalom Kehilah-nya berada dalam naungan United Indonesia Jewish Community/Brith Bracha (UIJC/BBI) di bawah pimpinan Rabi Benjamin Meir Verbrugge.

Lanjut dikatakannya bahwa UIJC memiliki afiliasi atau berada dalam mentor WUPJ (World Union for Progresif Judaisme). “Untuk Indonesia berada di bawah pengawasan WUPJ di Australia. UIJC sendiri saat ini setidaknya telah ada tujuh kehillah bergabung. Dimana misinya mencari keturunan Yahudi untuk mengajak kembali pada ajaran nenek moyang. Meski memang sulit dikarenakan trauma holocoust dan penindasan lainnya. Sehingga banyak yang menutup diri,”pungkas Avshalom.(victor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *