Libatkan Guru Olahraga SD dan SMP di Mitra, Permainan Tradisional Kembali Diperkenalkan

Sosialisasi permainan tradisional di SMP Negeri 1 Ratahan (Foto: Tommy Polandos)

Mitra, Sulutreview – Dalam upaya untuk menghidupkan kembali permainan tradisional yang mulai terlupakan di era digital, panitia pelestarian permainan tradisional Indonesia, menggelar sosialisasi permainan tradisional kepada guru olahraga SD dan SMP di Minahasa Tenggara (Mitra).

Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional khas Minahasa kepada generasi muda dan menanamkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Irohito Soroinsong, dari panitia pelestarian permainan tradisional Indonesia, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk membangkitkan kembali semangat bermain anak-anak melalui permainan tradisional. “Permainan tradisional bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga mengandung nilai-nilai edukatif yang penting bagi perkembangan anak,” ujar Irohito.

Kata dia, ada beberapa permainan tradisional khas Minahasa seperti kelereng, karet gambar-gambar, permainan dari batok tempurung dan lain sebagainya. Selain itu, akan diadakan kompetisi permainan tradisional tingkat kabupaten yang meliputi sepakbola mini dan kasti.

Pada tingkat nasional, akan dikompetisikan empat permainan tradisional yaitu gaplek, Remi, adu layang-layang dan ular tangga. “Kami ingin menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat menjadi media pembelajaran yang menyenangkan,” tambah Irohito. “Dengan metode bermain adalah belajar, anak-anak dapat belajar sambil bermain, menumbuhkan kreativitas, kerjasama, dan sportivitas.”

Kepala Dinas Pendidikan Minahasa Tengara Sarah Kindangen melalui Sekretaris Dinas Nolly Ratela, menyatakan dukungannya terhadap program ini. “Sosialisasi permainan tradisional ini sangat penting untuk mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gadget,” ujar Nolly. “Dengan kembali bermain permainan tradisional, anak-anak dapat mengembangkan kreativitas, keterampilan motorik, dan sosialisasi yang lebih baik.” Sebutnya.

Ia pun berharap, sosialisasi dan kompetisi yang akan dilaksanakan ini nantinya dapat menjadi momentum untuk membangkitkan kembali minat anak-anak terhadap permainan tradisional dan menjadikan permainan tradisional sebagai bagian penting dari budaya Indonesia. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *