Mitra, Sulutreview – Mencuat di Media Sosial (Medsos), terkait pelayanan di Rumah Sakit Umum Darah (RSUD) Mitra Sehat di Kecamatan Pasan Minahasa Tenggara (Mitra). Pihak rumah sakit diduga tidak melakukan pelayanan terhadap salah seorang pasien yang hendak melahirkan
Menjawab hal ini, Kadis Kesehatan Mitra Tommy Soleman memberikan klarifikasi bahwa sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit (RS) dan juga keluarga terkait pasien dengan keluhan nyeri perut ingin melahirkan.
Mengetahui permasalahan ini, kata dia, pihaknya langsung turun lapangan untuk mencari informasi yang sebenarnya di Puskesmas Towuntu Timur, wawancara dengan petugas disana yang menangani pasien setelah melahirkan. Wawancara dengan pasien bersangkutan atas nama Ibu Vena Selviana Rondonuwu (anak dari Bpk. Butje Rondonuwu, yang melakukan postingan lewat media sosial) dan suaminya Bpk. David Oktaf Sangia.
“Kami berbincang cukup akrab, dalam suasana kekeluargaan, intinya pihak keluarga dan kami jajaran kesehatan bersyukur anak dan ibu boleh melahirkan dengan slamat dan mendapatkan pelayanan yang baik di Puskesmas Towuntu Timur. Kami juga sudah menerima keluhan dari pasien dan suaminya untuk perbaikan pelayanan selanjutnya,” ujarnya
Setelah itu lanjut dia, pihaknya langsung ke RS Mitra Sehat, melakukan rapat bersama jajaran Pimpinan RS termasuk yang memberi pelayanan pada saat pasien masuk terdiri dari dokter jaga, Bidan dan Perawat untuk meminta penjelasan terkait masalah ini.
Kronologisnya, pasien Ibu Vena Selviana Rondonuwu bersama suaminya dan ibunya, alamat Winorangian Jaga 5, masuk RS di Ruang UGD Senin, 16 Januari 2023 jam 4.30 AM (WITA) dgn Keluhan Nyeri perut akan melahirkan anak yang ke 3. Sesuai SOP RS pasien ditanyakan seputar riwayat kehamilannya dan Buku KIA yang didalamnya memuat informasi terkait kehamilannya sehingga akan membantu dokter dapat melakukan tindakan yang tepat, tapi kebetulan buku tidak sempat dibawa. Sambil pasien di Anamnesa oleh dokter, Keluarga pasien juga diminta untuk mendaftarkan pasien di loket rekam medik guna mendapat nomor dan status pelayanan UGD tapi itu juga tidak sempat dilakukan.
“Pasien juga diinformasikan bahwa saat ini masih pandemi Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan antigen sesuai SOP pasien masuk UGD. Pasien juga diinformasikan bahwa saat itu ruang Maternitas (Ruang Ibu Hamil dan melahirkan) terisi full. Sehingga pasien diberikan tawaran kalau bersedia akan dilakukan penanganan persalinan di Ruang UGD,” terangnya
Saat itu pasien dan keluarga mulai kelihatan tidak nyaman dengan situasi yang ada karena ibu sudah kesakitan dan keluarga kembali menanyakan apakah akan dilayani di RS ini. Kembali dokter jaga menjawab bahwa Ruang Persalinan (Maternitas) full dan kalau bersedia akan dilayani di Ruang UGD.
“Karena melihat respon keluarga kurang nyaman, oleh dokter pasien diberikan alternatif bahwa kalau keberatan ditangani di UGD, pasien juga dapat dilayani dan ditangani di Puskesmas. Beberapa saat setelah itu pasien dan keluarga langsung keluar UGD RS dan pulang ke Winorangian untuk mencari pertolongan Bidan tapi akhirnya memutuskan ke RS Budi Setia Langoan. Tapi baru sampai di sekitar Molompar melahirkan dalam mobil. Kemudian menuju ke Puskesmas Towuntu Timur, diberi pertolongan pemotongan tali pusat dan penanganan pasca melahirkan oleh dokter dan perawat disana,” jelasnya
Kesimpulan dari kejadian ini adalah miskomunikasi, di satu sisi pasien ingin tidak banyak ditanya-tanya dan langsung pada pertolongan persalinan, dipihak Rumah Sakit petugas kesehatan (dokter, Perawat, Bidan) ingin melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP, ada prosedurnya, aman bagi pasien dan petugas yang melayani.
“Masing-masing mempunyai Hak dan Kewajiban. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, terutama bagi petugas kesehatan. Terlepas dari semua itu, saya atas nama jajaran Dinas Kesehatan dan RS Mitra Sehat, mohon maaf kepada keluarga atas kejadian ini, kedepan kami akan semakin berbenah terkait dengan pelayanan,” pungkas Soleman. (***)