Mitra, Sulutreview – Komunitas Pecinta Ayam Hutan (KPAH) Sulawesi Utara (Sulut) gelar perlombaan di lapangan Desa Esandom Raya Kecamatan Tombatu Timur Minahasa Tenggara (Mitra)
Mewakili Bupati James Sumendap, Kepala Kecamatan Tombatu Timur Rosye Supit saat menghadiri kegiatan tersebut memberikan apresiasi terhadap komunitas pecinta ayam hutan di Sulut
“Ini adalah salah satu kearifan lokal yang perlu untuk dilestarikan. Mudah-mudahan akan banyak hal positif yang didapatkan lewat ajang silaturahmi yang dilakukan oleh komunitas ini,” ujar Supit
Lanjut dia, Pemerintah Kabupaten di Mitra sangat terbuka dengan kegiatan yang dapat memberikan nilai-nilai positif bagi daerah
“Sejumlah Iven dilaksanakan di Kabupaten Mitra dan Bupati James Sumendap terbuka untuk memberikan dukungan dalam rangka untuk pengembangan kreatifitas di masyarakat,” tukasnya.
Harri Karwur selaku Ketua Harian Panitia mengatakan bahwa agenda unik melibatkan ratusan pewangsal ayam hutan itu merupakan ajang silahturahmi antar pecinta ayam hutan yang ada di Sulut
“Ini merupakan kali ke-47. Kegiatan perlombaan seperti ini untuk menjalin tali persaudaraan antar sesama pewangsal ayam hutan,” ujar Karwur
Lanjut dia, terlaksananya kegiatan yang dihadiri ratusan pecinta ayam hutan ini, atas dukungan dari Bupati Mitra James Sumendap yang juga sebagai ketua umum, dan pihak sponsor dari BankSulutGo serta Mandala Finance
Ketua KPAH Sulut Marfil Away menambahkan bahwa kegiatan tersebut menghadirkan pewangsal ayam hutan dari Bolaangmongondow, Minahasa Utara, Minahasa Selatan dan Minahasa
“Mewakili Komunitas ini kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Desa Esandom Raya yang sudah menjadi tuan rumah, kepada Bupati James Sumendap yang telah memberikan kesempatan pada pewangsal ayam hutan untuk menyalurkan hobi lewat perlombaan ini,” terangnya
Kata dia, bukan sekedar ajang untuk menyalurkan hobi tapi KPAH juga mempunyai program untuk melestarikan ayam hutan
“Jadi bukan hanya kita tangkap hingga keberadaannya menjadi punah tapi kami juga akan melestarikannya dengan cara saling tukar ayam hutan yang mempunyai warna unik di daerah lain untuk dilepaskan kembali,” tukasnya sembari menyebutkan bahwa yang menjadi kriteria penilaian yakni kategori suara dan banyaknya ayam hutan tersebut berkokok. (***)