Optimisme ODSK Merajut Pariwisata Sulawesi Utara Makin Hebat

Gubernur Olly bersama jajaran mensupport Festival Bunaken. Foto : Hilda

Manado, Sulutreview.com – Geliat pariwisata Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebelum pandemi Covid-19 berhasil menempati posisi jaya dengan mendongkrak Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan capaian 4 persen.

Prestasi yang berhasil melambungkan pariwisata Provinsi Sulut itu terus dirajut dan dirangkai kembali dengan berbagai event spektakuler yang diharapkan mampu mendongkrak eskalasi pertumbuhan ekonomi dengan target sebesar 6 persen hingga akhir tahun 2022.

Sebagai bentuk komitmen tersebut Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven OE Kandouw (ODSK) memberikan support dan semangat untuk menggencarkan berbagai event pariwisata yang digagas sejumlah daerah di Bumi Nyiur Melambai.

Terbukti, sejumlah event pariwisata yang telah digelar pasca pandemi Covid-19, mampu mendongkrak tingkat kunjungan para pelancong. Mulai dari Festival Selat Lembeh, Tomohon International Flower Festival (TIFF), Under Water Photografer, Festival Danau Tondano dan terkini Festival Bunaken 2022 yang dilaksanakan pada tanggal 2-4 November 2022.

Momentum rangkaian Festival Bunaken 2022 yang dirancang untuk membangkitkan pariwisata disambut Gubernur Olly dengan semangat yang tak pantang surut dengan hadir langsung di acara Bunaken Music Vaganza yang menghadirkan penyanyi Krisdayanti (KD), Kenz dan Geisha untuk menghibur masyarakat Sulut.

Gubernur Olly optimis pariwisata akan meningkatkan ekonomi

Gubernur menyebut indeks kebahagiaan di Provinsi Sulut yang terbaik dibanding daerah lain menjadi standar bahwa masyarakat Sulut hidup harmonis yang diaplikasikan dalam keseharian di tengah-tengah masyarakat.

“Provinsi Sulawesi Utara sudah sering mendapatkan penghargaan, salah satunya indeks kebahagiaannya Provinsi Sulut adalah paling baik dari semua daerah. Jadi orang Sulut hidup berbahagia, karena masyarakat mampu menjaga hidup dalam kerukunan antar umat beragama, antar suku dan semua elemen masyarakat,” ungkapnya di Bunaken Music Vaganza yang digelar di Kawasan Pohon Kasih Megamall Manado, Rabu (02/11/2022).

Dia mengajak masyarakat Sulut, khususnya Manado untuk menjaga ketenteraman dan kedamaian. Sehingga pemerintah bersama-sama dengan seluruh masyarakat bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab.

“Bersama pemerintah kita persiapkan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang akan menopang dan menjaga keamanan,” ujarnya sembari menjanjikan akan menghadirkan penyanyi K-Pop dari Korea.

“Kalau Tuhan berkenan dan kondisi Sulut aman, maka bulan Desember nanti kita akan melaksanakan Festival Christmas, pemerintah berupaya mendatangkan K-Pop asalkan kita semua aman-aman dan damai,” ujarnya.

Jajaran pejabat di even Bunaken Music Vaganza

“Kalau kita semua hidup aman dan damai, maka hiburan berjalan terus,” tandasnya.

Olly mengaku bersyukur karena Sulut telah melewati masa pandemi Covid-19. Bahkan ekonomi berjalan dengan baik. Di mana pertumbuhan ekonomi Sulut ada di posisi 5,93 persen. Inflasi bisa kita jaga hingga di bawah 4%, karena perilaku hemat masyarakat yang terkendali,” katanya.

Pastinya, Olly optimistis dengan
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pariwisata di Provinsi Sulut bisa berjalan dengan baik. Termasuk dengan Festival Bunaken 2022.

Terkait dengan Parade Kebaya Goes to UNESCO, Olly mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarian ciri khas daerah.

Pakaian Kebaya akan dicatat di Unesco. Budaya kebaya akan menjadi ciri khas Bangsa Indonesia.

“Sulawesi Utara punya ciri tersendiri, Jawa juga punya ciri tersendiri. Demikian juga dengan Sumatera Utara dengan ciri khasnya sendiri. Mari kita sama-sama dukung budaya kita agar supaya Indonesia tetap bersatu dan terjaga, NKRI aman,” ungkapnya.

Atas seluruh rangkaian acara, Olly menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang mengagendakan festival ini menjadi agenda tetap yang akan diselenggarakan setiap tahun. Jadi tiap tahun kegiatan festival Bunaken akan jadi agenda tetap,” ucapnya.

“Terima kasih kepada seluruh masyarakat kota Manado yang malam ini bersama-sama merayakan festival Bunaken yang sudah
disupport penuh oleh Kementerian Pariwisata untuk Sulawesi Utara tambah hebat ke depan dan Manado tambah bagus,” ungkapnya.

Daya Tarik Festival Bunaken 2022

Festival Bunaken yang dilaksanakan Pemerintah untuk melambungkan pariwisata Sulut pasca pandemi Covid-19 dan berlangsung meriah diapresiasi Wakil Gubernur Sulut Steven OE Kandouw.

“Festival Bunaken menjadi semangat recover together recover stronger, pariwisata Sulut akan pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat sehingga akan meningkatkan PDRB,” ungkap Wagub Sulut Steven OE Kandouw saat menghadiri Festival Bunaken 2022 di kawasan Malalayang Beach Walk (MBW) Manado, Rabu (02/11/2022).

Semangat untuk mengembalikan pariwisata sebagai idola PDRB, sebut Kandouw, akan terus dilakukan, di mana menurut laporan pada Desember sesuai lobby gubernur, akan ada penerbangan dari Korea segera akan masuk.

“Mulai bulan ini sampai Desember dari Taiwan akan ada carter 15 penerbangan dan ini sudah menyatakan Sulut sebagai pintu gerbang daerah pariwisata,” tandasnya.

Secara khusus Kandouw memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk dukungan kemajuan pariwisata Sulut.

Hal itu dibuktikan dengan diraihnya Desa Budo di Minahasa Utara sebagai desa pariwisata terbaik nasional.

Wagub Steven OE Kandouw

“Semua ini merupakan kerja bersama. Karena kita tahu persis bahwa industri pariwisata sebelum pandemi di Sulut adalah idola, dengan adanya penerbangan dari 8 kota di China. Kita ditetapkan pemerintah pusat, sebagai pintu gerbang,” tukasnya.

Festival Bunaken, ungkap Kandouw, menjadi tonggak pariwisata yang dapat memberikan dampak perekonomian Sulut.

“Secara nasional pariwisata kita jadikan sebagai alat peningkatan ekonomi, penciptaan lapangan kerja serta upaya mencintai lingkungan,” tandasnya.

Tempat pembukaan Festival Bunaken yang dipusatkan di kawasan MBW, katanya sangat tepat. Mengingat lokasi tersebut menjadi new icon di Kota Manado.

“Sebelumnya tempat ini kumuh tetapi karena ide Bapak Gubernur, kemudia menyampaikan usulan ke Pak Presiden, bertepatan Pak Presiden berkunjung ke Bunaken. Sehingga tempat ini seperti disulap menjadi bagus sekali,” sebutnya.

Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatif Kemenparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak, pariwisata sebagai sektor yang terdampak selama pandemi. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan agar kembali bangkit.

“Kami memberikan apresiasi kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang telah melaksanakan Festival Bunaken,” katanya.

Festival Bunaken, lanjutnya merupakan salah satu program Kharisma Event Nusantara (KEN), sebagai event berkualitas yang pastinya akan mendatangkan nilai ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

“Mari kita bangun bersama kehidupan sosial, ekonomi dan masyarakat yang inklusif yang berkelanjutan sehingga akan terwujud peningkatan taraf hidup masyarakat serta memperluas lapangan kerja,” tukasnya.

Joshua Puji Mulia Simanjuntak

Taman Nasional Bunaken, yang ada di Provinsi Sulut, ungkap Joshua merupakan anugerah Tuhan. Tepatnya di kawasan pelestarian ekosistem tropis perairan di pusat segitiga terumbu karang dunia.

“Ini suatu keunikan yang tidak ada di tempat lain, sebuah taman nasional dengan dasar laut yang luar biasa,” ucapnya sembari mengajak semua pihak untuk bersama menjaga dan menggali potensi pariwisata Sulut sehingga menjadi kebanggaan Indonesia.

Ketua Umum Panitia Festival Bunaken 2022, Adriana Dondokambey yang juga anggota DPR RI mengatakan Festival Bunaken menjadi salah satu dari 110 event pariwisata nasional yang ditetapkan Kemenparekraf dalam bingkai KEN 2022.

“Kita patut bersyukur karena setelah diterpa pandemi Covid-19, berangsur-angsur kita pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat sehingga sektor pariwisata kembali menggeliat,” ujarnya.

Adriana merinci ada sejumlah agenda yang akan dilaksanakan, yakni parade kapal dan perahu hias yang diikuti 65 kapal yang melintasi Laut sekitar MBW dari kapal TNI, jet ski, kapal private, kapal pariwisata dan katinting.

Adriana Dondokambey

Selanjutnya parade kebaya yang diikuti 400 ibu-ibu berkebaya dari berbagai organisasi wanita, sebagai sebuah ajang untuk mempersiapkan Kebaya Goes to UNESCO.

“Kegiatan itu dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pada tanggal 2 November 2022 dan selanjutnya pada 3 November 2022 akan dilaksanakan bersih-bersih Pulau Bunaken, penanaman mangrove, pelepasan tukik, transplantasi karang, peresmian dermaga wisata Bunaken, fashion for all, bazar produk lokal dan Bunaken music night,” jelasnya.

Hari terakhir kegiatan pada 4 November 2022 akan dilaksanakan Bunaken Zumba dan Bunaken Fun Run.

Sebelumnya, kegiatan Festival Bunaken diawali dengan Manado High Street Market pada 19-23 Oktober 2022 di Mantos, di mana kegiatan itu melibatkan pelaku ekonomi kreatif yang mempromosikan produk-produk unggulan Sulut.

Parade Kebaya Goes to UNESCO

Festival Bunaken dimeriahkan dengan berbagai kegiatan antara lain Parade Kebaya Goes to UNESCO. Karena budaya mengenakan kebaya, saat ini mulai terkikis oleh waktu.

Padahal berkebaya yang sesungguhnya bukan sekedar fashion semata, namun menjadi identitas perempuan Indonesia, termasuk Sulawesi Utara.

“Kebaya bukan sekedar fashion tetapi identitas perempuan Indonesia, khususnya Sulawesi Utara. Kita harus bangga dan melestarikan kebaya,” ungkap Ketua TP-PKK Provinsi Sulut yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulut, Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan saat mengikuti Parade Kebaya Nusantara Goes to UNESCO yang dibarengi dengan event Bunaken Festival Tahun 2022, di Malalayang Beach Walk (MBW) Manado, Rabu (2/11/2022).

Berkebaya, sebut Ny Rita memiliki filosofi mendalam dan sejarah yang tinggi sehingga menjadi identitas penting bagi perempuan Indonesia. “Kebaya menjadi pakaian yang dicintai agar didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda di UNESCO. Sekaligus sebagai upaya melestarikan kebaya sebagai budaya pakain nasional Indonesia,” ujarnya.

Ny Rita menyerahkan cenderamata kepada Ketua Timnas Kebaya Goes to UNESCO Lana Koentjoro Togas. Foto : Hilda

Sudah menjadi kewajiban bagi kaum perempuan untuk mencintai, menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. “Termasuk melestarikan kebaya sebagai salah satu kekayaan budaya Nusantara,” tukasnya.

Berbagai upaya untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memajukan kebaya dapat dilihat dari banyaknya event strategis yang dilaksanakan pasca pandemi Covid-19.

Kegiatan itu, dikemas dalam berbagai inovasi, seperti Parade Kebaya Nusantara yang dilaksanakan di Sarinah Jakarta Pusat, pada 13 Agustus 2022.

“Pada kesempatan itu, dikampanyekan sebagai Hari Kebaya Nasional, sekaligus pengajuan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Selain 12 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang sudah diakui sebelumnya,” tandasnya.

Ny Rita menceritakan ihwal Parade Kebaya yang diinisiasi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo di Solo pada 2 Oktober 2022.

“Beliau menaruh harapan agar kami yang hadir, istri-istri kepala daerah dan istri-istri TNI/Polri, bisa menginspirasi kaum perempuan, kaum wanita, terlebih generasi muda Indonesia untuk semakin cinta, bangga dan lebih sering mengenakan kebaya,” ucapnya.

Dia juga menambahkan gelaran Parade Kebaya Nusantara di Manado menjadi semangat dan tekad serta dukungan perempuan Sulut yang bangga mengenakan kebaya bahkan ingin membuat kebaya tetap lestari.

“Melalui parade ini akan menggugah dan mempertahankan kebiasaan kita berkebaya, mengampanyekan kebaya di daerah lewat jargon “Mari Jo Torang Berkebaya, Pakai Kebaya”, serta ikut mengisi perjuangan kebaya ke UNESCO demi menyongsong hari esok yang lebih cerah,” tandasnya sembari mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang hadir dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini tentunya menjadi bentuk satu tekad kita semua dalam melestarikan budaya Indonesia dengan mencintai kebaya nasional,” ujarnya.

Senada disampaikan Ketua Timnas Kebaya Goes to UNESCO, Lana Koentjoro Togas, kebaya menjadi pakaian yang dicintai yang kemudian didaftarkan ke UNESCO sebagai Warisan tak Benda.

Istri para pejabat mengenakan kebaya

“Penetapan kebaya sebagai Warisan tak Benda dari Indonesia ke UNESCO perlu kita lestarikan untuk genarasi kita sampai kepada anak cucu. Yakni melestarikan kebaya sebagai budaya pakaian nasional Indonesia,” tandasnya.

Dia mencontohkan, dengan berkebaya Pulau Bali banyak menghasilkan nilai ekonomi. Di mana pengrajin menghasilkan karya terbaiknya. “Pemberdayaan perempuan pada pelestarian kebaya akan berdampak pada sisi ekonomi,” ujarnya.

Ketua Umum Bunaken Festival Adriana Dondokambey mengaku bangga dengan mengenakan kebaya. “Dengan berkebaya kita ingin menyampaikan kepada masyarakat Sulut agar kebaya ini bukan hanya fashion tetapi juga ciri khas bangsa Indonesia terlebih kita di Sulawesi Utara,” katanya.

Katanya, kebaya adalah warisan dari nenek moyang yang harus dilestarikan.

Kegiatan ini dibarengi dengan penandatanganan kesepakatan bahwa perempuan Sulut mendukung proses pendaftaran kebaya ke UNESCO.(advertorial Diskominfo Sulut)

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.