Terapkan Platform Mandiri Berbagi, Roring Sebut Pendidik Mampu Imbangi Kurikulum IKM

Kepala SMP Kristen Tomohon, Johny Roring, S.Pd., M.Pd.K.

Tomohon,Sulutreview.comImplementasi Merdeka Belajar mulai diterapkan disejumlah sekolah yang ada di Kota Tomohon, salah satunya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen Tomohon.

Kepada wartawan, Kepala SMP Kristen Tomohon, Johny Roring, S.Pd., M.Pd.K., menjelaskan bahwa sekolahnya menerapkan platform Mandiri Berbagi

“ Sebagai sekolah penggerak IKM itu wajib dan juga  melaksanakan implementasi kurikulum merdeka, Mandiri berbagi, dan dalam hal ini saya mengharapakan seluruh pendidik dan tenaga pendidikan yang ada  di sekolah harus mampu melakukan apa yang apa yang diharapkan oleh kepala sekolah,” ujarnya pada Rabu,(19/10).

Ia melanjutkan bahwa betul-betul program Kurikulum Merdeka Belajar ini sesuai dengan harapan dari  pemerintah, dengan torang memperhatikan platform merdeka belajar, yang menjadi ajuan pokok dari pada setiap sekolah yang melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.

“ Nah acuan pokok bukan arti torang tergantung disitu, apalagi torang sekolah mandiri berbagi ya Torang mampu untuk membuat rancangan tersendiri dengan tidak mengabaikan apa yang di keluarkan oleh kementerian lewat Platform Merdeka Mengajar atau PMM,” terangnya.

Sehingga menurutnya,  guru-guru dipersiapkan supaya mereka rajin mempersiapkan diri, banyak belajar dari PMM, dengan menguasai PMM kita bisa menambah ilmu yang ada pada kita, itu apa yang ada kelebihan, kita bagi itu namanya membagi ilmu.

“ Makanya mandiri berbagi, artinya ketika kita perhatikan misalnya modul ajar dari kementrian menurut saya ini yang masih perlu kita tambah,” ucap kepsek.

Ia memberi contohnya  bahwa jika  perlu diubah, perlu ditambah atau perlu dikolaborasi sehingga betul-betul kita mandiri berbagi, membagi ilmu untuk kita praktekan kepada anak-anak.

“ Bahwa dari pihak pemerintah dan dinas tidak lagi mewadahi untuk adanya pelatihan-pelatihan, belajar saja lewat PMM ini, yang terpenting setiap guru itu mengaktifkan ini id belajar, itu semacam kartu identitas, guru jadi kalu pengajar kurikulum merdeka harus punya id mengajar,” akunya.

Sebab dari PMM itu disamping sudah ada pencapaian  pembelajaran yang dibuat kementrian ada ATP, ada modul Ajar, vidio ajar materi ajar, itu ada dan tinggal disekolah yang menyesuaikan mana yang bisa dilakukan.

Sehingga harapan saya bagi swluruh guru apakah dia ASN dan Non ASN musti banyak belajar untuk mengimbangi kurikulum merdeka apalagi sudah menjadi sekolah penggerak.

Jadi untuk menjadi sekolah penggerak betul-betul menggerakkan sekolah sendiri dan mampu juga menggerakkan sekolah-sekolah lain. Sehingga sekolah-sekolah di Tomohon ini torang bisa berjalan bersama.

Itulah fungsi komunitas belajar itu, jadi kalau ada komunitas belajar, kelebihan sekolah ini kita bisa berbagi dengan sekolah lain. Untuk kita mengimplementasikan modul aja kita ajar itu sistem pembelajaran supaya lebih bagus. Maka kita akan buat ini

“ Jadi itu yang saya harapkan  disekolah, karena tidak ada pelatihan jadi musti banyak buka-buka PMM,” tuturnya.

Itu sudah bagus sebenarnya, tinggal upaya yang dari guru untuk kerja ini,  sebagai fungsi kontrol kita  setiap minggu kita buat laporan kerja mereka atau capaian.

“ Jadi contoh hari senin saya tanya capaian ini sudah sampai dimana mempelajari ini PMM dan saya evaluasi, dan itu harus dipacu dan dikontrol sebab kalau habis bicara-bicara. Itu namannya fungsi pengawasan kepala sekolah, jadi kita awasi apa yang kita harapkan kepada mereka kita selalu awasi,” pungkasnya.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.