Menkumham Orasi Ilmiah di Puncak Dies Natalis ke 60 FH Unsrat

MANADO, SULUTREVIEW

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham RI), Yasonna Hamonangan Laoly SH MSc PhD tampil sebagai pembicara di acara puncak Dies Natalis ke 60 Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi (FH Unsrat), Jumat (7/9/2018).

Dalam orasi ilmiahnya, Yasonna membeber tentang tertib hukum, yakni ketaatan melaksanakan hukum sebagai tolok ukur negara maju hingga prinsip-prinsip dan nilai-nilai Pancasila.

“Negara-negara maju di dunia karena hukum dan peraturan perundang-undangan yang dijalankan baik, ditaati dengan baik. Demikian.juga dengan bisnis yang masuk, yang didasarkan pada perizinan. Itulah sebabnya peraturan perundang-undangan menjadi bagian yang penting,” ungkapnya di Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke 60 tahun FH Unsrat.

Yasonna mengatakan sumber nilai kehidupan adalah Pancasila. Sehingga tidak dapat dibantah oleh apa pun.

Pancasila sebagai dasar moral, dasar filosofi, mengetahui baik buruk, penentu bersikap, berbangsa dan bernegara dengan tingkah laku sebagai anak-anak bangsa dalam melaksanakan tugas-tugas kenegaraan dalam kehidupan kita sehari-hari, harus merujuk pada sila-sila yang ada di dalam Pancasila,” tandasnya sembari menambahkan dewasa ini banyak pihak yang menghendaki negara Indonesia pecah berantakan.

“Menjaga kebhinekaan adalah penting, supaya bangsa ini tidak dipecah belah,” ujarnya.

Di sisi lain, terkait implementasi keadilan sosial, lanjut Yasonna, saat ini Presiden Jokowi concern membangun Papua secara ekonomis.

“Mungkin banyak yang mengkritik tetapi Presiden mengatakan bahwa itulah pembangunan yang berkeadilan sosial yang membuat harga BBM di Papua tidak lebih Rp60 ribu per liter tetapi sama dengan daerah lain di Indonesia,” sebutnya.

Aspek keadilan sosial dalam pendekatan pembangunan, katanya kembali menjadi amat penting karena merupakan bagian dari nilai-nilai Pancasila yang telah dituangkan dalam konstitusi.

“Salah satu pertanyaan mendasar untuk menilai suatu negara dan tujuan negara Indonesia yang melingkupi kehidupan sesama, bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia didasarkan pada perdamaian abadi dan keadilan sosial. Itu menjadi landasan kebijakan luar negeri kita yang bebas dan aktif.  Dan khususnya membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia  untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelasnya.

Tak itu saja, sambung Yasonna, pendidikan menjadi penting, karena mencerdaskan kehidupan bangsa.
Karenanya,  tahun depan pemerintah berkomitmen untuk memberikan anggaran yang besar dalam membangun sumber daya manusia Indonesia agar mempunyai daya saing dengan negara-negara lain.

Pendidikan vokasional akan dialokasikan anggaran besar setelah tahun lalu memfokuskan pada pembangunan infrastruktur, yang tujuannya membuaka konektivitas antar daerah sehingga distribusi barang menjadi baik.

“Pemerintah tahun depan telah berkomitmen untuk membuat anggaran agar anak-anak kita yang kita kirim ke luar negeri punya keterampilan dan masuk di tempat-tempat kerja pada sektor sektor formal maupun informal,” tukasnya.

Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE menyampaikan salah satu kemajuan di Sulut, tak lepas dari sumbangsih Fakultas Hukum Unsrat.

“Kontribusi yang diberikan sudah banyak, yakni peraturan daerah dan kebijakan-kebijakan pemerintah adalah masukan dari Fakultas Hukum. Salah satunya adalah peraturan daerah yang baru kita buat untuk melindungi para nelayan kita, dari akibat perubahan kebijakan Menteri Kelautan Susi,” tandasnya.

Pada zaman milenial, kata Olly tak dapat dipisahkan dari perkembangan teknik informatika dan lainnya. Meski demikian aturan-aturan bernegara harus dilaksanakan. Harus berdasarkan hukum-hukum yang ada.

Di sisi lain, Olly juga membeber akan santernya kunjungan wisatawan, baik domestik dan mancanegara.

“Banyak orang yang datang ke Sulut. Jumlahnya hampir mencapai 1 juta lebih. Bahkan menurut data tahun 2018 daerah  kita disinggahi 1,72 juta orang, sedangkan 2017 mencapai 2,7 juta orang. Data Imigrasi bulan ini sudah masuk 80 ribu orang. Sehibgga dibanding tahun yang lalu, saat ini ada peningkatan,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unsrat Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA, pada kesempatan yang sama mengatakan FH Unsrat sebagai fakultas tertua, ditantang untuk memajukan integritas, kompetensi melalui sumber daya manusia yang dihasilkan.  Di samping itu juga kontribusi dunia yang nyata bagi terwujudnya masyarakat berkeadilan.

“Sebagai fakultas tertua, Fakultas Hukum dapat eksis selama 60 tahun, adalah luar biasa,” katanya.

Pendidikan tinggi hukum sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, katanya, pada hakekatnya merupakan bagian dari usaha pembentukan manusia dan masyarakat Indonesia.

“Pendidikan tinggi hukum tidak dapat dilepaskan dari esensi tujuan penegakan hukum dalam negara hukum yang berideologi Pancasila. Nilai-nilai Luhur akademik semakin dihidupkan seperti kebenaran dan kejujuran, keadilan, kesantunan, empati sosial dan lainnya. Semuanya dapat diwujudkan melalui orang-orang yang mempunyai kualitas budaya dan integritas yang tinggi,” jelasnya.

Dekan Fakultas Hukum Unsrat, Dr Pricilla Flora Kalalo SH MH, mengungkapkan, perkembangan dunia pendidikan seiring dengan teknologi dan informasi ikut mempengaruhi metode pendidikan yang dilaksanakan perguruan tinggi.

Dengan demikian ikut memaksa dosen dan mahasiswa untuk mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi tanpa meninggalkan warisan budaya lokal dan sopan santun.

“Fakultas Hukum Unsrat sepanjang 60 tahun sudah melaksanakan kewajibannya sebagai institusi, yakni dalam membangun bangsa dan negara melalui pendidikan yang terus berkembang dengan metode belajar mengajar, terus disikapi dengan selalu berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang memadai,” sebutnya sambil menambahkan jumlah mahasiswa saat ini mencapai  4,494 orang dengan didukung 191 dosen.

Di sisi lain, Ketua Panitia Dies Natalis ke 60 FH Unsrat, Sonya Sinombor SH sangat berterima kasih dengan kehadiran Menkumham, Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN, HE Nico Barito dan Duta Besar Indonesia untuk Serbia & Montenegro James Harry Kandou serta para alumni FH Unsrat, yang saat ini banyak menjabat jabatan strategis di berbagai bidang.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.