MANADO, SULUTREVIEW
Kemeriahan Manado Fiesta 2018 yang dilangsungkan di lokasi pohon kasih kawasan Megamas, mampu menghipnotis ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung gelaran tahunan tersebut dari dekat.
Sama halnya dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, yang tak ingin kehilangan momen tersebut. Hal itu dibuktikannya dengan hadir langsung. Bahkan memberikan support dan apresiasi kepada warga Kota Manado, agar semakin kreatif menciptakan event dan aktraksi menarik.
Menurutnya, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi provinsi yang majemuk.
“Provinsi yang bisa menerima seluruh kelompok golongan, agama, suku apapun yang ada di negara kesatuan Indonesia adalah keramahtamahan seluruh warga masyarakat yang ada,’ katanya saat membuka event spektakuler Jumat (31/8/2018).
Selain itu, sebut Tjahjo, stabilitas keamanan daerah harus dijaga. Karena akan menentukan suksesnya program-program pembangunan dan pariwisata.
“Ini semata-mata untuk mempercepat proses pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, khususnya di Sulut,” ujarnya sembari menambahkan Pemerintah Kota Manado tak boleh puas dengan capaian saat ini.
“Jangan hanya Manado Viesta, jangan hanya Teluk Amurang yang indah, Jangan hanya Kota Tomohon yang berbunga-bunga, jangan hanya Kota Bitung, tetapi bagaimana seluruh wilayah yang ada, minimal punya daerah tujuan wisata. Ditambah kuliner yang enak dan kerajinan tangan bisa menjadi buah kanan, sehingga bisa dinikmati oleh seluruh wisatawan baik di dalam maupun dari luar,” jelasnya.
Selajutnya, Tjahjo juga mengatakan bagaimana menjadikan Sulut sebagai pintu gerbang pariwisata, menyusul meningkatnya kunjungan wisatawan.
“Pesawat-pesawat penuh dari Cina, masuk ke Manado. Namun harus dipastikan bahwa kunjungan wisatawan tidak membawa tenaga kerja asing,” tandasnya.
Tjahjo juga meminta tokoh-tokoh agama dan tokoh tokoh masyarakat untuk menjaga kerukunan dan keberagaman yang ada di provinsi ini.
“Jadilah provinsi tujuan wisata nasional tetapi juga bagian dari sebuah provinsi majemuk. Harus bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Indonesia ini terwujud dengan baik karena membangun dari pinggiran di perbatasan mulai dari Pulau Rondo di ujung Aceh masuk ke Kota Sabang masuk ke Belawan masuk ke Kualanamu masuk ke Natuna, Sebati, Nunukan, Entikong, Sanggau, antara Kota Manado, Kota Bitung ke Sangihe Talaud,” bebernya.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE yang juga turut membuka Manado Fiesta 2018 mengatakan jumlah turis domestik maupun turis asing yang sebelumnya hanya 1,7 juta dapat mencapai 3 juta orang di tahun 2018 ini. Sehingga target tahun 2025 dapat mencapai 5 juta orang.
“Hal ini tercapai berkat kerja sama antara seluruh kabupaten/kota baik pemerintah maupun masyarakat sehingga kerukunan di provinsi Sulawesi Utara bisa terjadi. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi para turis mancanegara maupun dari dalam negeri datang ke Sulut,” sebutnya.
Hampir setiap tahun sejak tahun 2016, ungkapnya, semua kegiatan-kegiatan nasional diselenggarakan di provinsi Sulawesi Utara.
“Kemarin ada dua agenda nasional yang diselenggarakan, yakni pertemuan camat di wilayah Indonesia Timur dan juga Hari Lingkungan yang dilaksanakan di kota Bitung. Kemarin ada dua menteri yang hadir di provinsi Sulawesi Utara. Ini satu hal yang membanggakan bagi kita.
“Saya sangat mengimbau kepada pemerintah kabupaten/kota marilah kita jaga kebersamaan ini sehingga harapan masyarakat terhadap pemerintah bisa terwujud. Terima kasih kepada bapak Presiden Jokowi yang begitu memperhatikan Provinsi Sulawesi Utara dengan banyak program-program yang sudah bisa dinikmati. Ditambah dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara yang mencapai 6,5 di atas rata-rata nasional. Karena apa, karena daerah kita aman dan tentram sehingga banyak yang datang berkunjung ke Sulawesi Utara.
Sementara itu, Walikota Mando, Dr Ir GSV Lumentut DEA mengapresiasi terobosan Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE yang berhasil mendatangkan turis Cina dengan jumlah signifikan.
“Penerbangan langsung Manado-Cina telah terjadi peningkatan kunjungan turis di Kota Menado, di Sulawesi Utara ini. Di mana secara prosentasi hampir 1.000%. Hal itu terjadi sejak terbukanya penerbangan langsung. Bahkan gubernur terus melakukan upaya dengan membuka penerbangan langsung Menado ke Korea Selatan,” katanya.
Banyak orang belum kenal tentang Kota Menado secara keseluruhan. Selama ini yang mereka kenal adalah Taman Laut Bunaken.
“Sesungguhnya ada banyak potensi wisata yang ada di Sulawesi Utara khususnya yang ada di Kota Manado. Dan potensi wisata ini kami kemas dalam acara yang kami namakan Manado Fiesta,” ujarnya.
Manado Fiesta, sambung Lumentut menjadi salah satu daya tarik bagi turis untuk datang ke Manado.
“Hal itu kami tuangkan dalam atraksi yang mengangkat potensi wisata. Baik di udara, di laut dan di darat yang dikemas dalam event Manado Fiesta tahun 2018,” katanya sembari berharap Mendagri dapat menyampaikan ke Menteri Pariwisata agar Manado Fiesta dapat menjadi agenda tetap.
“Pak Mendagri tolong masukkan agenda Manado Fiesta 2018 ini. Karena menjadi komitmen dari teman-teman DPRD bahwa event dapat menjadi peraturan daerah di Kota Manado yang dibahas dalam waktu dekat ini. Karenanya titip agar boleh menjadi kalender event pariwisata di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Mohon juga dukungan untuk melibatkan Sulawesi Utara, khususnya Kota Manado dalam pengembangan destinasi wisata di Republik ini,” tukasnya.
Agenda Manado Fiesta 2018 makin semarak dengan atraksi, 25 peterjun payung, atraksi perahu naga, perahu katinting di Teluk Manado, hingga carnaval yang melibatkan puluhan float yang disambut antusiasme masyarakat domestik maupun mancanegara. (hilda)