TPID Sulut Bahas Pengendalian Inflasi di Bincang Ramadhan

Manado, SULUTREVIEW

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara (Sulut) memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas harga barang dan jasa sehingga mampu menekan inflasi.

Akan peran TPID, Deputi Direktur Bank Indonesia Sulawesi Utara MHA Ridwan PhD, mengedukasi masyarakat yang datang dalam event Bincang Ramadhan yang digelar di lokasi kuliner Megamas , Jumat (1/06/2018).

“Kalau sekarang secara legal formal, pembentukan TPID di provinsi sudah ada peraturan gubernur. TPID diketuai oleh Gubernur Olly Dondokambey SE. Sedangkan BI sebagai wakil ketua termasuk Bulog,” kata Ridwan.

Lanjut kata Ridwan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi TPID yang secara kangsung berpengaruh terhadap sistem perekonomian.

“Untuk menekan inflasi sangat kompleks. Sebab tiba-tiba saja di satu daerah gagal panen atau gangguan cuaca, hal tersebut pasti akan berpengaruh pada komoditas tomat, rica dan bawang,” sebutnya sembari menambahkan melejitnya harga tomat menjadi kontribusi terjadinya inflasi.

“Mahalnya harga komoditas tomat, lebih disebabkan oleh cuaca yang berpengaruh pada produksi. Untuk itu diharapkan koordinasi TPID semakin baik sehingga dapat mengendalikan inflasi,” tukasnya.

Ridwan juga menyebutkan, pemerintah terus mensuport kinerja TPID. Hal itu diikuti dengan kebijakan pemberian reward kepada daerah yang dapat mengendalikan inflasi.

Di sisi lain melalui semangat Ramadhan, Ridwan mengharapkan agar masyarakat dapat memberikan kontribusi dengan mengendalikan perilaku konsumtif.

“Meski harus memenuhi kebutuhan Idul Fitri, tetapi ada dalam batas kewajaran. Karena apa yang berlebihan akan menyeabkan inflasi,” tandasnya.

Selanjutnya, dalam kegiatan yang dipandu presenter Radio Golden Heart, Deyna Kaparang juga dibahas tentang harga bahan pokok yang seringkali mengalami peningkatan harga. Khususnya menjelang hari raya keagamaan.

“Harga di pasaran telah diatur dengan mengacu harga eceran tertinggi atau tidak boleh melampaui HET. Terutama ketika memasuki lebaran. Untuk itu Bulog turut menjaganya yang meliputi beras, minyak goreng dan gula pasir. Bagi masyarakat yang mendapatinya bisa lapor ke Satgas Pangan,” kata Operasional Pelayanan Publik Bulog Divre Sulut, Munafri Samsyudin.

Senada, Munafri juga mengajak masyarakat untuk memiliki spirit pengendalian inflasi seiring dengan spirit Ramadhan.

“Konsumsi tidak dilarang tapi faktor berlebihnya.
Kembali ke diri kita dengan adanya Ramadhan menjadi waktu yang baik untuk melatih budaya tidak konsumtif,” imbuhnya.

Pada kesempatan ini, pengunjung kuliner banyak merespon dengan mengajukan pertanyaan seputar inflasi dan cara mengendalikannya. Berikut upaya pemerintah untuk menstabilkan harga komoditas maupun barang dan jasa.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.