Melonguane, SULUTREVIEW – Pelaksanaan simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN N 1 Melonguane sempat terkendala oleh minimnya kuota internet.
Kuota internet yang diberikan untuk SMKN 1 dari salah satu warnet yang ada di Melonguane untuk pelaksanaan simulasi UNBK sejaj Senin (5/3/2018) hingga Rabu (7/3/2018) hanya sebesar 8 GB (Giga Byte) .
Dikatakan Ketua Program Studi Teknik Komputer Jaringan SMKN 1, Ulthauri Venus AP Tatuwo bahwa sejak tahun lalu (2017) pihak sekolah sudah menerima bantuan dari pemerintah Provinsi Sulut terkait pengadaan internet.
Venus menerangkan bahwa kuota internet yang diberikan untuk SMK N 1 Melonguane hanya 8 Giga Biyte setiap bulannya, 4 GB untuk pagi hari dan 4 GB untuk malam hari. Namun Janjut Venus kuota tersebut telah habis terpakai untuk sinkronisasi data terkait pelaksanaan simulasi UNBK di sekolah terebut.
“Sebenarnya sekolah ini sudah menerima bantuan dari Provinsi Sulut, tapi yang menjadi kendala adalah kuota yang diberikan hanya 8 Giga, 4 Giga digunakan pada pagi hari dan untuk malam 4 Giga. Jadi untuk kuota pagi sudah kita pakai untuk melakukan sinkron, sehingga kuota pagi sekarang 0 Giga jadi sudah habis,” jelas Venus.
Menurut Venus pihak sekolah tidak tinggal diam terkait masalah internet tersebut. Venus menjelaskan bahwa dia secara pribadi sudah berusaha membangun komunikasi ke Pustekom bahkan langsung ke kementrian namun selalu di kembalikan ke Provinsi untuk penanganannya.
Venus mengatakan sampai saat ini koordinasi dengan pihak provinsi belum mendapatkan hasil, karena saat ini Provinsi masih memprioritaskan bantuan ke sekolah-sekolah yang belum menerima bantuan.
“Saya pribadi sudah coba bangun komunikasi ke Pustekom bahkan ke Kementrian tapi ujung-ujungnya dikembalikan ke provinsi, nah koordinasinya harus seperti itu,” ujarnya.
Informasi dari provinsi kalau sudah menerima bantuan itu belum bisa dapat lagi. Jadi bantuan akan diberikan kepada sekolah lain yang belum menerima bantuan.
“Selain internet pihak sekolah juga masih membutuhkan penambahan perangkat komputer PC atau laptop. Karena saat ini jumlah perangkat Laptop belum seimbang dengan jumlah peserta ujian yang ada,” tukasnya kembali.
Venus berharap agar nantinya bisa ada perhatian dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Karena ini untuk kemajuan kualitas pendidikan di Kabupaten Kepulauan Talaud.
“Untuk peserta ujian saat ini berjumlah 39 orang. Jadi kita bagi mejadi dua sesi. Sebenarnya kalau sekolah lebih siap lagi untuk perangkat komputer atau laptop, kalau jumlahnya 39 atau 40 maka sekolah bisa melaksanakan ujian hanya satu sesi saja,” ungkap Venus.
“Semoga nantinya akan ada perhatian dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah karena yang sekolah di sini kan sebagian besar adalah anak-anak Porodisa juga. Jadi kami berharap pihak pemda juga bisa turut membantu,” ujar Venus.(fanly)