Jakarta, SULUTREVIEW – Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI), Dyah Nastiti menyebutkan akan pentingnya komunikasi di era digital. Hal ini sejalan dengan trend masyarakat dengan kategori usia di bawah 39 tahun.
“Kita bisa lihat bahwa masyarakat Indonesia semakin lama semakin muda. Karena 65% usia penduduk kita rata-rata 28 tahun atau kita sebut dengan digital native. Nah yang menjadi penting, bagaimana peran media dapat mengkomunikasikan sebuah informasi sehingga sampai,” ungkap Nastiti di sela pembukaan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di ballroom Puri Agung Grand Sahid Jaya Jakarta, Senin (20/11/2017).
Di hadapan 580 wartawan yang datang dari 34 provinsi di Indonesia, Nastiti mengisahkan cerita tentang gaya hidup jaman now saat ini, khususnya bagi digital native tak lagi tertarik dan berminat untuk membaca berita yang panjang.
“Digital native Indonesia, berdasarkan penelitian, tercatat bahwa rata-rata mereka menghabiskan waktunya selama 3 jam 40 menit dengan gadjet. Untuk itu berita yang disajikan harus pendek, paragraf yang tajam, hiperlink dan menggunakan keyword yang tepat,” tandasnya.
Sementara itu, menurut Ketua Panitia yang juga Kepala Departemen Komunikasl Bank Indonesia, Agusman mengatakan pentingnya komunikasi yang lancar, efektif dan efisien. Hal itu membuat transmisi kebijakan BI dapat diterima seluruh tataran industri, pelaku usaha dan masyarakat. Terutama dalam pengendalian ekspektasi inflasi.
“Peran serta dari media massa sebagai institusi yang memiliki tugas untuk menyebarkan berita dan informasi yang obyektif dan bermanfaat, sangat dibutuhkan masyarakat. Di mana media adalah salah satu pilar demokrasi di Indonesia. Media massa memiliki peran untuk mengawal kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas,” katanya.
Kegiatan yang merupakan kedua kalinya ini, Bank Indonesia berharap wartawan menjadi pendorong ekonomi di wilayah kerja masing-masing. “Melalui edukasi dan pelatihan akan memberikan manfaat bagi wartawan dalam peliputan. Terutama isu-isu ekonomi terkini,” ujarnya.(hilda)