Diikuti 2.915 Peserta, Ujian Paket B dan Paket C Kini Berbasis Komputer

Manado, SULUTREVIEW – Ujian paket B dan Paket C yang diselenggarakan serempak di 9 kabupaten/kota se Sulawesi Utara (Sulut), diikuti 2.915 peserta.

Menariknya, berbeda dengan tahun sebelumnya, materi soal yang diberikan lebih berkualitas. Karena berbasis komputer dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, Asiano Gammy Kawatu SE MSi, mengatakan kualitas ujian paket B dan Paket C tidak ada bedanya dengan ujian formal. “Kualitas materi soal yang dikerjakan peserta standarnya sama dengan ujian nasional,” ungkapnya saat membuka dan memantau langsung jalannya ujian di SMK Negeri 1 Manado, Selasa (10/10/2017).

Lanjut kata Kawatu, secara kuantitas jumlah peserta yang mengikuti ujian paket mengalami peningkatan. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Sulut memiliki kesadaran untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Bukan hanya sekedar dapat mengantongi ijazah level SMP dan SMA, tetapi bagaimana dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan dapat memperbaiki nasib yang endingnya adalah untuk kesejahteraan rakyat.

“Latar belakang peserta berbeda-beda. Ada yang drop out, terkendala ekonomi maupun alasan lainnya. Nah, dengan mengikuti ujian Paket B dan Paket C, peserta dapat meraih masa depan mereka. Yakni bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik serta studi ke jenjang yang lebih tinggi,” ucap Kawatu sembari menambahkan peserta mendapat subsidi dari Pemerintah Provinsi Sulut yakni melalui program Operasi Daerah Siswa Kesetaraan (ODSK), sebesar Rp1 miliar. “Jadi tidak ada pungutan bagi peserta,” sebutnya.

Sementara itu, dikatakan Sekretaris Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, Santje Terok SPd, jumlah peserta mencapai 2.915 orang. Dengan rincian Paket B sebanyak 743 orang, Paket C sebanyak 2172 dan ujian perbaikan  (UNP) sebanyak 227 siswa. “Untuk ujian perbaikan diikuti oleh peserta yang pada waktu ujian nasional lalu, nilainya tidak mencapai 5,” ujarnya.

Peserta ujian yang rata-rata di atas usia 20-60 tahun ini, menurut Terok tidak menyulitkan peserta ketika menggunakan komputer. “Sudah ada pendamping yang akan memonitor setiap peserta ketika menghadapi kesulitan mengklik jawaban,” ujarnya

Lebih jauh, Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado, Dr Deysie Lumowa ijazah yang diperoleh peserta ujian ketika dinyatakan lulus nanti, diharapkan dapat membawa peserta mengalami perubahan. Apakah dalam karir pekerjaan maupun melanjutkan pendidikan. “Tidak usah malu dengan ijazah Paket B dan Paket C karena kualitas dan legalitasnya sama dengan ijazah yang diperoleh di sekolah formal,” tegasnya.

Salah satu peserta yang sempat ditemui menyampaikan rasa syukur dapat ikut ujian. Dia berharap memperoleh kesempatan untuk kuliah. “Mudah-mudahan saya bisa kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Stefanny Taroreh yang saat ini bekerja di sebuah cafe di kampus.

Diketahui, SMK Negeri 1 Manado untuk lancarnya ujian menyiapkan perangkat komputer yang dapat dipakai 345 orang. “Ujian hari pertama ini akan dilaksanakan 4 shift. Untuk kesiapan komputer tidak ada kendala,” ungkap Kepala SMK Negeri 1 Manado, Moody Lumintang.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.