Banjir Proyek Strategis, BI Optimistis Pemprov Sulut Mampu Realisasikan Investasi Sebesar Rp9,310 Triliun

Manado, Sulutreview.com – Meski tengah menghadapi ketidakpastian global, di mana investasi menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi, namun diyakini bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mampu menjawab tangangan target 
Kementerian Investasi/BKPM, untuk merealisasikan investasi sebesar Rp9,310 triliun.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, target realisasi investasi harus terus naik dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2025 ini, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan kita untuk dapat mencapai realisasi investasi sebesar Rp9,310 triliun,” sebut Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, melalui Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Fransiscus Manumpil di North Sulawesi Investment Forum Tahun 2025 yang digelar di hotel Four Points Manado, pada Jumat (08/08/2025).

Persaingan dalam menarik investasi yang semakin ketat, di tengah perkembangan global yang tidak menentu, tentunya akan berdampak terjadinya turbulensi ekonomi dan termasuk investasi. Namun dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil melampaui nasional, Sulut bakal dibanjiri investor yang menanamkan modalnya di Bumi Nyiur Melambai.

Sulut, sambung Manumpil memiliki beberapa proyek strategis yang nantinya akan menjadi sumber kekuatan ekonomi, yang dapat berkontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pengentasan kemiskinan, penciptaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta berkurangnya kesenjangan.

Proyek-proyek strategis ini antara lain,
Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang, Kawasan Ekonomi Khusus Industri Bitung dan Kawasan Industri Mongondow.

Selanjutnya, Sulut juga akan ketiban beberapa proyek strategis pemerintah, antara lain, pembangunan Tol Manado-Amurang, jembatan Bitung-Lembeh dan bandara Lembeh.

Proyek lainnya yang tak kalah penting adalah, Pembangunan Jalan MORR III, 
SMA Taruna Nusantara di Minahasa, 
Universitas Dumoga Totabuan, SMA Garuda di Bolaang Mongondow, Sekolah Rakyat, RSUD Bolaang Mongondow Selatan, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bolaang Mongondow Timur, Pembangunan Daerah Irigasi Lolak Atas Premium, Pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan di pulau kecil terluar pada Kabupaten Kepulauan, 
Peningkatan Status Jalan Lingkar Pulau Salibabu, Pembangunan Cold Storage, 
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah kepulauan dan  Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Sitaro.

“Proyek strategis itu, menjadikan Sulawesi Utara sebagai pusat investasi yang unggul, beberapa aspek kunci perlu diperhatikan terutama inovasi teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan keberlanjutan. Inovasi teknologi akan membantu mendorong efisiensi dalam berbagai sektor, termasuk produksi dan distribusi,” jelas Manumpil.

Lebih lanjut, sebut Manumpil,  pengembangan sumber daya manusia, merupakan investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan. “Keterampilan dan kompetensi yang baik dari tenaga kerja lokal akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor,” ujarnya.

Keberlanjutan pekerjaan proyek strategis, tambah Manumpil harus menjadi fokus utama dalam setiap aspek pengembangan, utamanya dalam mendukung komitmen pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060.

“Dalam konteks investasi dan pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan tidak hanya berarti melestarikan lingkungan, tetapi juga menciptakan model bisnis yang mampu beroperasi tanpa merusak sumber daya alam,” ujarnya.

Melalui penyelenggaraan North Sulawesi Investment Forum 2025 diharapkan dapat makin memperkuat iklim investasi di Provinsi Sulut ini, serta membuka peluang kerja sama dan kemitraan dengan para stakeholder.

“Juga mendorong digitalisasi layanan pemerintahan dalam rangka akselerasi investasi serta tentunya terciptanya sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia perbankan, asosiasi dan para pelaku usaha di Sulawesi Utara,” tukasnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Joko Supratikto mengatakan bahwa dengan investasi sebesar 1,43% pada triwulan II 2025, maka perlu dilakukan penambahan cakupan proyek dan diversifikasi sektor investasi. “Identifikasi yang kami sebutkan sebelumnya juga sejalan dengan arah pengembangan ekonomi wilayah Sulampua di RPJMN 2025-2029,” ujarnya.

Selanjutnya, pembangunan diarahkan untuk penguatan industri pengolahan, pengembangan kawasan dan hilirisasi serta konektivitas antar wilayah. Posisi Sulut yang sentral sejalan dengan fokus utama sebagai Gerbang Perdagangan Asia Timur dan Pasifik, serta Pusat Pengolahan Hasil Perikanan dan Destinasi Pariwisata.

Sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulut, Bank Indonesia mendukung Pemerintah Daerah melalui DPMPTSP dan dinas terkait lainnya guna mempercepat realisasi investasi melalui promosi Investment Project Ready to Offer (IPRO) ke berbagai investor strategis di dunia internasional.

“Upaya yang kami lakukan melalui program RIRU telah berjalan untuk beberapa proyek yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sulut. Dalam hal substansi, kami memfasilitasi penguatan analisa proyek dalam bentuk prospektus, proyeksi keuangan, pembuatan video publikasi, dan studi visit untuk berbagai proyek strategis, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bitung, Danau Linow, dan Refuse Derived Fuel (RDF) Bolmong,” sebutnya.

Diketahui, untuk promosi investasi, BI telah membawa KEK Likupang ke Australia, Jakarta, dan Kuwait pada tahun 2024, serta mempertemukan RDF Bolmong bersama 15 investor tanggal 7 April 2025 dan 7 investor tanggal 12 Mei 2025 pada kegiatan Osaka World Expo. Pada 2025, KPwBI Provinsi Sulut terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulut.

Lebih lanjut, BI bersama DPMPTSP kembali mengadakan North Sulawesi Investment Challenge (NSIC) pada 2025 guna meningkatkan kemampuan teknis ASN berbagai dinas yang relevan untuk mempercepat realisasi investasi di Sulut.

Pada tahun ini, terdapat 4 (empat) proyek strategis yang telah masuk final, di mana 1 berasal dari Provinsi dan 3 Kabupaten/Kota dan yaitu pelabuhan Perikanan Talaud oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulut, Kawasan Industri Perikanan oleh Kabupaten Kepulauan Sangihe, infrastruktur Kesehatan oleh Kota Kotamobagu dan angkutan Umum Masal Buy-The-Service (BTS) oleh Kota Manado.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *