Lemhanas RI Perkuat Wawasan Kebangsaan Dosen, Guru dan Widyaiswara di Sulut

Gubernur Lemhanas RI Andi Wijayanto bersama peserta ToT. Foto : istimewa

Manado, Sulutreview.com – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI selama 11 hari siap memperkuat wawasan kebangsaan para dosen, guru dan widyaiswara yang ada di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Sebanyak 100 peserta, dinyatakan siap mengikuti Pelatihan Training of Trainers (ToT) Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang dilaksanakan di Hotel Sutanraja, Minut, Selasa (06/06/2023).

Agenda penting tersebut dihadiri dan dibuka langsung oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Wijayanto.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey beserta seluruh jajaranya maupun berbagai instansi terkait yang mendukung terselenggaranya kegiatan pelatihan.

“Saya selaku Gubernur Lemhannas RI berharap para peserta pelatihan ini dapat sungguh-sungguh mengikuti seluruh rangkaikan kegiatan yang telah ditentukan sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan bermanfaat secara optima,” katanya.

ToT yang dilaksanakan ini, ungkap Wijayanto, sejatinya adalah untuk memperkuat wawasan kebangsaan di Sulut sebagai salah satu misi yang diberikan pemerintah kepada Lemhanas.

“Selama pelatihan 10 hari ke depan, peserta akan menerima materi terkait ilmu politik, 4 konsensus dasar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.

Pada kesempatan ToT, juga akan dikomunikasikan berbagai dinamika terkini.

“Tujuannya, supaya kita bisa mendapatkan pelatih-pelatih untuk melakukan pelatihan lebih lanjut di Sulut sepanjang tahun 2023 dan akan lanjut di 2024,” ujarnya.

Widjajanto menjelaskan, ada sejumlah alasan sehingga nilai-nilai kebangsaan harus diperkuat, diantaranya ada tantangan global, dinamika dan geopolitik yang makin eskalatif.

“Kami diminta Bapak Presiden untuk membuat laporan misalnya perkembangan Rusia Ukraina yang belum ada solusinya, belum ada tanda-tanda ketegangan Amerika Cina mereda. Lalu pemilihan umum di sejumlah negara juga memunculkan masalah-masalah baru. Karena itu kita harus memperkuat perisai kita melalui konsensus dasar kita tentang wawasan kebangsaan,” jelasnya.

Alasan kedua, lanjut Widjajanto yaitu kondisi politik tanah air yang telah memasuki tahun politik.

“Pengalaman di Pemilu-pemilu sebelumnya, maka kita tahu bahwa politik kebangsaan itu harus diperkuat. Tugas dari lemhanas untuk memastikan tidak ada intervensi yang dilakukan negara lain, tidak ada anomali dan penyebaran hoax,” pungkasnya.

Kegiatan berlangsung sampai 16 Juni 2023 mendatang, disupport penuh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.

Kepala Dinas Kominfo Sulut Steven Liow mengatakan kegiatan diikuti 35 orang dosen, Widyaiswara 9 orang, dan guru sebanyak 42 orang, TNI 8 orang dan Polri 6 orang.

Turut hadir, Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budiyanto, Kaban Kesbangpol Sulut Ferry Sangian dan jajaran Forkopimda.(eda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.