Mitra, Sulutreview – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) menggelar kegiatan fasilitasi penanganan temuan dan laporan pelanggaran pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024, bertempat di di Green Garden Kecamatan Ratahan Timur, Rabu (23/11/22)
Selaku Narasumber yang dihadirkan dari Akademisi Ferry D. Liando dan Ferry Warouw menyampaikan beberapa hal penting menyangkut penanganan temuan dan laporan pelanggaran pemilu tahun 2024 mendatang.
“Menjadi pengawas yang baik harus dibekali, dan memiliki pengabdian,” ujar Ferry Liando
Kata dia, saat ini pemilu sangat berhubungan langsung dengan tingkat kesejahteraan menuju masyarakat yang makmur.
“Maka kualitas pemilu sangat ditentukan oleh penyelenggara,” jelasnya
Ditambahkannya, manfaat pengawasan pemilu diantaranya menjaga pemilu sebagai sarana kedaulatan rakyat dalam konstitusi UUD 1945, memastikan pemilu sesuai asas langsung, umum,bebas, rahasia, jujur dan adil.
“Kita harus menjaga kepercayaan publik terhadap proses dan hasil pemilu. Pemilu serentak tahun 2024 yang dimulai sejak 20 bulan ini tentunya kita sudah mulai dengan melakukan antisipasi peristiwa dan kegiatan apa saja yang telah dan akan kita laksanakan. Maka pemilu yang dilaksanakan secara langsung harus umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945,” pungkasnya.
Di tempat yang sama Felly Warouw menjelaskan, sengketa hasil pemilu sangat berkaitan dengan perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilu.
“Penanganan proses sengketa hasil pemilu, Bawaslu berwenang menerima permohonan penyelesaian sengketa pemilu guna melakukan mediasi terhadap pihak terkait untuk menyelesaikan sengketa tersebut,” tuturnya.
Ia pun mengajak panwascam untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan dalam menangani pelanggaran.
“Kesuksesan dari suatu pemilihan umum tidak hanya ditentukan dari bagaimana jalannya pemungutan suara, namun dilihat pula dari proses penyelesaian sengketa yang dilaksanakan,” tutupnya.
Turut hadir, Ketua Bawaslu Mitra Jobby Longkutoy, Dolly Van Gobel, Amran Ibrahim dan Panwaslucam di Minahasa Tenggara. (***)