Optimalkan Pendapatan PLN Bidik Bisnis Internet Hingga Digital Service

Pekerja sedang memperbaiki jaringan listrik. Foto : ist

Jakarta, Sulutreview.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis

Pembentukan Holding Subholding PT PLN (Persero) diharapkan mampu mengakselerasi inovasi bisnis di luar kelistrikan atau Beyond kWh yang bakal menjadi sumber pendapatan baru bagi PLN.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, inovasi bisnis Beyond kWh belum dikembangkan maksimal. Namun saat ini dipastikan dapat diakselerasi melalui pembentukan subholding.

PLN saat ini, sebutnya, memiliki aset jaringan kabel yang dapat dioptimalkan untuk bisnis di luar segmen listrik.

“Subholding PLN bisa memaksimalkan jaringan kabel yang sudah ada untuk fiber optik dan jaringan internet. Ini menjadi lini bisnis baru bagi PLN,” kata Erick pada (22/09/2022)

Saat ini, sambung Erick banyak negara yang sudah menggerakan ekonomi digital. Indonesia termasuk sebagai negara yang berpola pada digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Untuk itu, perlu infrastruktur tambahan untuk memasok kebutuhan ekonomi digital ini.

“Ketika ekonomi digital tumbuh, maka infrastruktur, seperti fiber optic atau kabel yang dipunyai PLN dapat mengalirkan yang namanya wi-fi dan lainnya. Potensi itu ada dan mekanisme Beyond kWh banyak implikasinya,” ujar Erick.

Erick juga mengapresiasi upaya bersama Dirut dan jajaran Direksi PLN dalam menyukseskan pembentukan Holding – Subholding.

PLN, katanya, berhasil melakukan digitalisasi mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, pengelolaan keuangan, pengadaan, sampai layanan pelanggan.

“Ini semua dilakukan secara end-to-end. Proses bisnis yang tadinya kompleks dan berbelit, menjadi efektif dan efisien. Layanan yang dulunya lambat, sekarang sangat cepat dan memuaskan. PLN menjadi lebih sehat,” pungkasnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, Subholding Beyond kWh yang akan memimpin transformasi produk layanan PLN dan peningkatan pengalaman pelanggan sehingga bisa mendorong penjualan non listrik. Subholding ini memiliki tiga klaster bisnis, yaitu kelistrikan, layanan konektivitas dan layanan IT PLN.

PLN ICON Plus juga diharapkan dapat meningkatkan peluang aliansi strategis, khususnya di bidang teknologi dan pendanaan, serta melakukan manuver bisnis yang lebih lincah untuk mendukung PLN sebagai induk usaha.

Aset-aset kelistrikan yang tadinya digunakan hanya untuk layanan kelistrikan, dikembangkan untuk layanan Beyond kWh.

“Ada layanan internet, ada PLN market place, ada EV Charging, baterai swap, sistem Charge-in, rooftop, hingga ListriQu. Super App kami New PLN Mobile, menjadi ujung tombaknya,” ujarnya.

Darmawan berharap, dengan Holding Subholding ini, maka proses bisnis menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Utilisasi aset menjadi jauh lebih optimal.

Selain itu, Core Competency dan Technical Skills, akan jauh lebih fit dan jauh lebih relevan, dalam menghadapi tantangan zaman.(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *