Pelatihan Cofiring Biomassa, PLN Olah Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU

Pengolahan Cofiring Biomassa. Foto : ist

Tarahan, Sulutreview.com – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Tarahan bekerja sama dengan PT Galang Kawan Serasi dan PT Solusi Energindo Inovasi, dengan melakukan pelatihan pengolahan municipal solid waste (MSW) menjadi bahan bakar jumputan padat (BBJP) sebagai bahan bakar cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan, Lampung.

Cofiring merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.

Program ini menjadi bukti nyata komitmen PLN concern untuk mewujudkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 25 persen pada 2025 melalui teknologi cofiring pada PLTU.

General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (UIKSBS), Djoko Mulyono mengatakan, implementasi program cofiring di PLTU Tarahan telah dimulai pada 2020. Biomassa yang di gunakan untuk cofiring berasal dari wood chip dan saw dust.

“Kami mendorong tercapainya bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025. Salah satu upaya kami adalah melakukan uji coba penggunaan biomassa baru, mulai dari tongkol jagung, batang singkong, hingga BBJP ini. Melalui sinergi ini ke depan juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah di sekitar PLTU Tarahan” ujar Djoko pada (21/08/2022).

Peserta mendapat penjelasan teknik pembuatan BBJP mulai dari pemilahan sampah yang bisa digunakan, proses fermentasi sampah di bedengan, pengeringan sampah atau angin-angin, hingga pencacahan sampah menjadi BBJP.

Setelah itu akan dilakukan proses uji kualitas BBJP yang dihasilkan. Kualitas yang diuji mulai dari kandungan air, kandungan abu, fixed carbon (%) hingga calorific value (Kcal/kg).

Bahan bakar jumputan padat adalah bahan bakar yang berasal dari limbah (sampah) yang telah melalui proses pemilahan dan diolah melalui fermentasi mempergunakan bakteri yang kemudian dicacah menjadi ukuran butir kecil sekitar 5 mm yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Erry Sutaryanto salah satu pemateri menjelaskan bahwa jumputan tersebut diolah melalui Teknologi Biodrying.

Erry menjelaskan, teknologi Biodrying yang dilakukan yaitu dekomposisi zat organik secara parsial dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh mikroorganisme dibantu aerasi untuk menghilangkan kelembaban.

“Di mana pada proses bacterial biodrying dimaksud menggunakan proses respirasi aerob dan an-aerob, yang secara umum dibagi dalam empat tahapan, yaitu tahap glikolisis, tahap dekarboksilasi oksidatif, tahap siklus krebs, dan tahap transfer electron.” Ujarnya.

Secara umum untuk cofiring biomassa 5 persen PLTU Tarahan dengan kapasitas 2×100 MW dengan konsumsi batu bara mencapai 2.500 ton per hari akan mampu menyerap sekitar biomassa 125 ton per hari.

Uji coba cofiring biomassa BBJP ini, rencananya akan menyerap 1-3 ton per hari. Dengan begitu, akan mampu memanfaatkan sampah sekitar 4-6 ton per hari. Jumlah tersebut harapannya dapat terus berkembang sesuai dengan uji coba yang dilakukan.(srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *