Pertumbuhan Pariwisata Sulut Memacu Aliran Investasi

Manado, SULUTREVIEW – Sektor pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) bertumbuh dinamis dan progresif. Hal ini sejalan dengan ditetapkannya pariwisata sebagai prime over pembangunan daerah.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulut, Daniel A Mewengkang SE MSi, untuk meningkatkan pariwisata telah ditempuh berbagai kebijakan dan strategi tepat sasaran. Seperti bandara, perhotelan atau penginapan, jalur transportasi, sarana dan prasarana dan lokasi wisata. Berikut promosi yang kesemuanya memacu aliran investasi.

“Peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi wisata baik lokasi pariwisata serta event pariwisata tak lepas dari menjaga stabilitas keamanan daerah. Apalagi dengan dibukanya konektivitas penerbangan langsung dari Manado ke sejumlah kota besar di Tiongkok,” kata Mewengkang di acara sosialisasi pengembangan SDM di bidang pariwisata bekerja sama dengan lembaga lain di hotel Aston Manado, Kamis (17/5/2018).

Lebih jauh untuk meningkatkan sinergitas antara pemerintah daerah dan para pelaku usaha serta lembaga, unit kerja yang berhadapan langsung dengan wisatawan, Mewengkang mengatakan perlu adanya profesionalitas.

“Diharapkan peserta mengetahui tugas dari Angkasa Pura tentang transportasi angkutan udara juga kewenangan Pamobvit Sulut dalam menjaga kelangsungan kepariwisataan,” tandasnya.

Pada kesempatan ini, General Manager PT Angkasa Pura (Persero) Bandara Sam Ratulangi Manado, Minggus ET Gandeguai menyampaikan bahwa bandara Sam Ratulangi mendapat peringkat 13 oleh Airport Council Internasional.

“Target saya, tahun 2018 ini bandara Sam Ratulangi dapat meraih peringkat 10 besar. Hal itu sudah kita  siapkan dengan melakukan pembenahan mulai dari pelayanan, airline, petugas counter dan sebagainya. Pastinya, sejak masuk sampai keluar bandara akan dimaksimalkan,” tandasnya.

Lebih jauh, Minggus mengatakan bahwa Kota Manado diharapkan dapat menjadi hub Indonesia Timur
yang melayani gate Papua Barat, Maluku Utara, Gorontalo dan Sulteng (Luwuk).

Demikian juga untuk kapasitas parkir pesawat dapat dioptimalkan. Mengingat parkir yang tersedia saat ini 22 tapi yang dipakai baru 15.

“Sangat disayangkan sekali. Kita akan optimalkan,” tandasnya.

Ditambahkan Kepala Bidang Pengembangan, Kelembagaan Kepariwisataan Disparda Sulut, Dra Ivonne Kawatu, melalui kegiatan tersebut bakal menumbuhkan  sinergitas dan koordinasi antara pemerintah daerah maupun para pelaku usaha dan lembaga hingga unit kerja yang berhadapan langsung dengan wisatawan.

“Koordinasi pihak bandara, perhotelan atau penginapan, jalur transportasi, sarana dan prasarana dan lokasi wisata, sangat menentukan dalam kemajuan pariwisata. Bahkan terlebih bagaimana menciptakan keamanan dan kenyamanan wisatawan,” tandasnya.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *