Juri Indonesia Menari 2025, Didik Nini Thowok Sebut Manado Punya Energi Budaya

Didik Nini Thowok saat menyampaikan pesan kepada para peserta Indonesia Menari 2025. Foto : Hilda

Manado, Sulutreview.com – Maestro tari legendaris Indonesia, Didik Nini Thowok, hadir sebagai juri utama di ajang Indonesia Menari yang digelar di Manado Town Square (Mantos) Dua pada Minggu (12/10/2025).

Gelaran spektakuler yang digagas Galeri Indonesia Kaya, ini menampilkan tarian kolosal yang diikuti 8.000- an peserta dari 11 kota di Indonesia.

Didik Nini Thowok yang dikenal luas sebagai seniman multi-talenta ini, secara konsisten turut melestarikan dan mengembangkan seni tari tradisional Nusantara, khususnya tari Jawa dan Bali, serta memadukannya dengan unsur budaya Asia lainnya.

Keterlibatannya sebagai juri dinilai telah menambah bobot artistik dan kualitas penjurian pada kompetisi tahun ini.

“Indonesia Menari bukan sekadar lomba, tapi sebuah gerakan budaya. Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari upaya memperkenalkan kekayaan tari Indonesia kepada generasi muda,” ujar Didik.

Ia mengatakan rasa kagumnya terhadap kekayaan budaya Sulawesi Utara. Ia juga menyatakan antusiasmenya menjadi juri dalam ajang tahunan yang mengangkat keberagaman tari Nusantara tersebut.

“Manado punya energi budaya yang kuat. Semangat anak-anak mudanya luar biasa dalam melestarikan dan memodernisasi tarian tradisional. Ini sejalan dengan semangat Indonesia Menari, yaitu menjembatani tradisi dan kekinian,” ujar Didik.

Menurutnya, keikutsertaan sejumlah daerah termasuk Manado dalam ajang Indinesia Menari 2025, ikut memperkaya spektrum gerak dalam kompetisi. Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara penari muda dengan seniman lokal yang menurutnya menghadirkan interpretasi yang segar terhadap tari tradisional.

“Sebagai juri, saya ingin melihat keberanian bereksperimen tapi tetap menghormati akar budaya. Jangan hanya meniru, tapi pahami maknanya. Tari bukan hanya gerak, tapi juga jiwa,” tambah Didik yang dikenal dengan gaya panggung unik dan lintas budaya.

Secara khusus kepada pemenang Indonesia Menari 2025, Didik mengingatkan untuk tetap rendah diri.

“Kepada yang menang, jangan sombong. Tetaplah rendah hati. Menang itu bukan tujuan utama. Karena yang penting adalah proses, dedikasi, dan sikap. Kalau menang lalu jadi sombong, itu bukan seniman sejati,” tegas Didik.

Kesenian, sebutnya adalah soal karakter dan kejujuran dalam berkarya. Kemenangan harus menjadi motivasi untuk terus belajar, bukan alasan untuk merasa lebih unggul dari yang lain.

“Banyak penari hebat di luar sana yang tidak selalu menang lomba, tetapi mereka tetap dihormati karena sikap dan konsistensi mereka dalam berkarya,” ujarnya.

Selain Didik Nini Thowok, jajaran juri lainnya adalah mencakup koreografer muda serta pelaku seni tari kontemporer dan tradisional dari berbagai daerah. Antara lain, di Medan Sun Plaza adalah Hartati seorang koreografer dan penata tari
Kontemporer Indonesia, yang diikuti 700 orang. Kemudian, Palembang di PTC Mall Palembang menghadirkan Reza Muhammad seorang koreografer dan Ketua Umum Atraksi Indonesia yang melibatkan 1.200 orang. Untuk Kota Karawang dilaksanakan di Resinda Park Mall menghadirkan Nungki Kusumastuti seorang seniman, penari, dan koreografer Ufa Sofura seorang penari kontemporer, koreografer dan pengajar tari dengan peserta 1.000 orang.

Selanjutnya, di Bekasi Pakuwon Mall, menghadirkan Takako Leen, yakni pengajar tari dan koreografer melibatkan 750 orang.

Jakarta Grand Indonesia menghadirkan Rianto, maestro tari Lengger diikuti 600 orang. Bandung dipusatkan di 23 Paskal Shopping Centre menghadirkan Gianti Giadi
Koreografer dan pendiri Gigi Art of Dance diikuti 700 orang. Di Semarang The Park Mall, menghadirkan Rosmala Sari Dewi
koreografer professional dan penari tradisional Indonesia diikuti sebanyak 750 orang. Untuk Surabaya Ciputra World menghadirkan Bathara Saverigadi Dewandoro, seorang penari dan koreografer Indonesia Menari diikuti 1.000 orang. Kemudian Balikpapan Pentacity Mall, hadir sebagai juri Maria Darmaningsih, seorang pengembangan koreografi kontemporer Indonesia sebanyak 540 orang. Dan Makassar Trans Studio Mall, hadir Eko Supriyanto seorang penari kontemporer dan koreografer yang diikuti 750 orang.

Setelah melalui proses seleksi dan penilaian, berikut adalah para pemenang di Manado:
Juara 1 : Sanggar Gendang Gamalama dari Ternate (mendapatkan uang pembinaan senilai Rp 15.000.000)
Juara 2 : Pajongge Dancer dari Gorontalo
(mendapatkan uang pembinaan senilai Rp 12.500.000)
Juara 3 : Sanggar Seni Sengghigilang dari Manado (mendapatkan uang pembinaan senilai Rp 10.000.000)

Selain itu, akan dipilih juga satu kelompok pemenang kategori kostum favorit di setiap kota yang akan diumumkan pada 21 Oktober 2025 melalui akun instagram @indonesia_kaya.

Penyelenggaraan Indonesia Menari 2025 ini juga terselenggara dengan dukungan Savoria, Wings Group Indonesia, Dermaster, dan Derma Express. Apresiasi tinggi juga diberikan kepada rekan media yang menjadi jembatan untuk menyebarkan informasi acara ini, serta para pecinta tari di seluruh Indonesia.

“Melalui #MenaridiMall, kita bukan hanya menampilkan tarian, tetapi merayakan keberagaman dengan bergerak bersama. Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang, sekaligus menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah menunjukkan semangat, kreativitas, dan kecintaan mereka terhadap budaya Indonesia. Semoga Indonesia Menari terus menjadi inspirasi,” ungkap Billy Gamaliel, Program Manager Indonesia Kaya.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *