Ribuan Pekerja Kena PHK, Pemprov Sulut Siapkan Program Bermanfaat

Manado, Sulutreview.com – Dampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sangat memukul kelangsungan tenaga kerja (naker) yang berada di semua lini.

Dapat dibayangkan ada ribuan tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terpaksa dirumahkan. Bahkan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Gelombang PHK dan kebijakan merumahkan karyawan atau tenaga kerja memang tak dapat dihindari. Sebab, operasional perusahaan terpaksa mandeg dan tak dapat melakukan aktivitasnya.

Berdasarkan data yang diungkap Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulut, hasil verifikasi yang tercatat hingga 26 Mei 2020, terdapat 681 perusahaan yang terdampak dengan jumlah tenaga kerja 8.416 pekerja.

Dari jumlah tersebut, perusahaan dan industri yang merumahkan pekerja sebanyak 609 perusahaan/industri dengan jumlah tenaga kerja 6.952 orang. Selanjutnya, jumlah perusahaan/industri yang melakukan PHK pekerjanya sebanyak 72 perusahaan/industri dengan jumlah tenaga kerja 1.464 orang.

Jumlah pekerja informal yang terdampak Covid-19 yang mengakibatkan usahanya menurun atau berhenti sebanyak 17.008 orang.

Berdasarkan data tersebut, sektor yang terdampak yang harus merumahkan pekerja, dengan prosentase tertinggi secara berurut adalah sektor akomodasi, restoran dengan jumlah 34,2%, hiburan dan rekreasi 26,30%, perdagangan 17,54% dan lainnya 9,43%, property/kontraktor 5,82%, industri 2,5%, keuangan 0,17%. Dan karyawan yang terkena PHK, yang paling banyak adalah sektor akomodasi/restoran 39,02%, hiburan/rekreasi 35,72%, industri 9,97% dan perdagangan 5,9%, transportasi/ travel 4,57%, keuangan 3,34% lainnya 0,4% berikut sektor pertambangan 0,27%.

Tentu dalam menyikapi dampak pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir, ada beberapa Kebijakan yang diambil oleh Pemprov. Harapannya, agar pekerja tetap survive di masa pandemi ini.

Tak muluk-muluk, tapi langsung pada program yang menyentuh, dan membawa hasil yang patut dibanggakan.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey bersama Wakil Gubernur Steven Kandouw intens mengaktifkan serta mengeksplorasi berbagai peluang dan potensi sumber daya manusia yang ada. Antara lain dengan menggulir program yang menyentuh terhadap kebutuhan tenaga kerja. Tujuannya, agar tenaga kerja tetap dapat memenuhi kebutuhannya selama pandemi. Sekaligus juga memiliki keahlian yang semakin terasah.

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ir Erny Tumundo MSi, selama pandemi berbagai program yang direalisasikan merupakan hasil koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat maupun sejumlah pihak terkait. Sebut saja, program Bantuan Covid-19, pemerintah telah menggalang tenaga kerja dengan melibatkan dalam pembuatan wastafel portabel yang kemudian didistribusikan sebagai bantuan.

“BLK Bitung membuat wastafel yang memanfaatkan tong air plastik, membuat masker, face shield, APD, handsanitizer dan desinfektan. Semuanya merupakan bantuan Covid-19. Para pekerja yang terlibat adalah mereka yang kena PHK dan dirumahkan. Mereka mendapatkan upah dari hasil pekerjaan tersebut. Sekaligus juga ketrampilannya terasah,” katanya sambil menyebutkan setiap kelas diikuti 16 orang dengan ketrampilan yang berbeda.

Bukan itu saja, para pekerja juga dilibatkan
dalam penyediaan makanan kotak atau cooking yang kemudian dibagikan di berbagai tempat mulai panti asuhan, panti werda hingga sopir dan tukang ojek. Data yang didapat ada 2 ribu kotak makanan
didistribusikan. Dan itu dikerjakan oleh mereka yang terkena PHK dan dirumahkan.

Sementara itu, untuk tenaga kerja yang tidak menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan, yang jumlahnya mencapai 272 orang juga diberikan pelatihan maupun kegiatan yang sangat membantu. Dan ternyata dana Rp610 juta yang sudah terealisasi, untuk pendapatan tenaga kerja selama pelatihan. Selanjutnya mereka juga dapat mengembangkan pelatihan tersebut.

Selain itu, Pemprov Sulut juga merealisasikan program Pelatihan Bantuan Vokasi Indonesia Bekerja tahap pertama sebanyak 250 orang. Mereka mengikuti kegiatan cooking sebanyak 2 kelas, untuk hasilnya didonasikan ke panti asuhan dan panti werda. Kemudian office komputer 2 kelas, design grafis 2 kelas dan operator alat berat 1 kelas.

Gubernur Olly tak henti-hentinya mengingatkan kepada mereka yang kena PHK agar mengikuti pelatihan.

Seperti diketahui, pelatihan tersebar di 7 kelas dengan jumlah 61 orang. Nantinya, pada bulan Agustus 2020 akan dibuka tahap 2. Pelatihan ini merupakan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Nantinya, akan dibuka 250 kuota. Bagi yang ingin mengikuti dapat mendaftar dengan memenuhi syarat, yakni tercatat di BPJS Ketenagakerjaan.

Disnaker juga memberikan kesempatan
pemagangan dalam negeri. Mereka ikut magang di perusahaan yang masih beroperasi, seperti perbankan, retail dan sejumlah hotel pariwisata serta diving. Kegiatan ini diikuti 230 orang.

Gubernur mengatakan beberapa Program Pemprov yang sudah dilaksanakan sangatlah membantu dan bermafaat bagi pekerja di masa pandemi yang tiada tahu kapan berakhirnya.

Ada juga program yang bermanfaat di masa pandemi yaitu Kartu Pra Kerja. Di mana Program ini dari pemerintah untuk pekerja yang kena PHK. dan yang terdaftar ada sekitar 6.059 orang. Mereka mendapatkan uang tunai setiap bulannya sebesar Rp.600 ribu selama 4 bulan. Yakni nominalnya sebesar Rp.3,550 juta per orang. Dengan rincian Rp1 juta untuk pelatihan sisanya insentif Rp.600 ribu per bulan selama 4 bulan. Dan Rp.150 ribu untuk survey mendapatkan pekerjaan.

Sampai saat ini sudah Rp. 21,509,450 Miliar dana Kartu Pra Kerja yang sudah beredar di Sulut. Untuk gelombang IV, masih dengan program yang sama, dan saat ini sedang disiapkan.

Jumlah pemagangan selama 5 bulan diikuti 230 orang, juga dibiayai pemerintah. Pelatihan bantuan Covid-19 ada 272 orang.

Kini dengan penerapan Peraturan Gubernur yang mengacu pada Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Provinsi Sulut, yang diikuti dengan geliat aktivitas kerja, dipastikan akan menggairahkan perekonomian.

Pusat perbelanjaan sudah mulai dibuka kendati dengan persentase terbatas. Namun kebijakan ini cukup membantu, mereka yang sebelumnya di rumahkan.

“Untuk tenaga kerja yang dirumahkan, dengan dibukanya kembali aktivitas perekonomian di pusat perbelanjaan dipastikan akan mengurangi beban tenaga kerja,”

Pelaku usaha yang bergerak di sektor Industri Kecil Menengah (IKM), juga tak luput dari dampak pandemi Covid-19

Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw menginstruksikan agar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk cepat turun tangan memberikan bantuan bagi mereka yang terdampak.

Memang cukup sulit mendata 20 ribu-an pelaku usaha yang hari ini ada, besok sudah tak lagi menekuni usahanya karena gulung tikar. Untuk proses ini, Disperindag memberikan perhatian kepada usaha kecil namun yang tetap konsisten menjalankan usahanya. Alhasil ada 1,500 usaha kecil yang perlu dibantu dan disupport, sehingga tetap eksis dan kembali menghasilkan pendapatan.

Menurut keterangan Kepala Disperindag Sulut Edwin Kindangen yang didampingi Sekretaris Alwy Pontoh usaha yang tetap eksis namun perlu bantuan adalah
sektor pangan dan kuliner.

“Bantuan yang diberikan dalam bentuk natura seperti tepung terigu, gula, mentega, telur, minyak goreng dan lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan pangan. Bantuan yang diberikan dilihat dari jenis usaha supaya produksi, sampai pemasaran dibantu oleh Pemprov Sulut,” jelas Kindangen.

Sejauh ini, sektor IKM yang terdampak adalah sektor pariwisata. Yakni para pengrajin. Berikut usaha kuliner yang masuk di pasar modern.

“Ketika produksi macet karena tidak ada pasar, kita bantu produksinya. Bahkan untuk pemasaran juga dibantu dengan memanfaatkan aplikasi gojek dan grab,” katanya sambil menambahkan selama pandemi sudah terjadi 20 ribu transaksi yang dibantu dengan alokasi biaya sebesar Rp10 sampai 15 ribu per transaksi.

Tak berhenti sampai di situ, usaha yang mengalami dampak karena tak lagi dapat berusaha akibat kehabisan dana, Pemprov Sulut memfasilitasi untuk mendapatkan pinjaman lunak dari perbankan.

“Kita buka akses untuk ke perbankan supaya dapat bantuan. Karena mereka akam mendapatkan fasilitas seperti KUR,” ujarnya.

Selain itu, Disperindag juga melakukan operasi pasar murah yang menyasar masyarakat yang terdampak di 80 titik yang tersebar di kabupaten/kota.

Gubernur Olly senantiasa mendorong
bahkan memantau setiap program yang dilakukan oleh Perangkat Daerah, melalui
pasar murah yang sangat membantu masyarakat yang dilaksanakan di bulan Mei, Juni hingga Juli.

Ada berbagai produk yang disiapkan, seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya dengan minimal harga distributor di 80 titik yang disebar di kabupaten/kota.

Intinya, di masa pandemi ini ada solusi dari
Pemerintah Provinsi Sulut. Baik Gubernur Olly maupun Wagub Kandouw lewat Perangkat Daerah termasuk Disnaker dan Disperindag Sulut berupaya membantu para pekerja yang terdampak dengan memberi pelatihan-pelatihan, memberi bantuan uang tunai bahkan giat pasar murah hingga membantu usaha masyarakat agar tetap terdongkrak ekonominya.(hil/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.