Pertamina dan Mimpi Tjahyani, Pengrajin Limbah Sisik Ikan

Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi, Hatim Ilwan saat berbincang dengan Yannie pengrajin sisik ikan

Manado, SULUTREVIEW – Tjahyani, seorang ibu rumah tangga berhasil mengubah limbah sisik ikan yang tidak bernilai menjadi perhiasan cantik dan menawan.

Untaian kalung, gelang, anting dan bros dikerjakan Tjahyani dengan ketekunan. Alhasil usahanya menjadi berkembang dan diminati pelanggannya.

Usaha berskala industri kecil dan menengah (IKM), yang berada di Kelurahan Sario Kota Manado ini,  terus eksis atas dorongan inovasi dan kreasi untuk menghasilkan karya unik yang tak sekadar mendatangkan rupiah tetapi juga kepuasan batin Tjahyani.

Ide pembuatan perhiasan sisik ikan itu bermula dari sekedar iseng dan coba-coba yang dimulai pada tahun 2013. Namun lambat laun menjadi usaha yang berkembang dan mampu meningkatkan perekonomian keluarga.

“Awalnya iseng-iseng, tetapi setelah ditekuni banyak orang yang tertarik dan memesan perhiasan sisik ikan,” kata Yannie yang saat ini dibantu oleh beberapa orang tetangganya.

Untuk mendapatkan sisik ikan, Yannie tidak mengalami kesulitan. Karena dapat diperoleh di pasar tradisional yang ada di Kota Manado seperti pasar Bersehati dan Pinasungkulan.

“Bahan baku sisik ikan yang sangat anyir, biasanya dibuang oleh penjual ikan. Nah, kita minta limbah tersebut untuk dikumpulkan. Kemudian diproses sehingga dapat disulap menjadi berbagai perhiasan cantik,” ulasnya.

Proses pembuatannya, sebut Yannie sangat sederhana, tanpa ada sentuhan teknologi, sehingga siapa pun dapat mengerjakannya.

“Selanjutnya lewat proses sederhana, yakni dicuci dan direndam dengan detergent. Tujuannya adalah untuk menghilangkan bau anyir. Kemudian diberi warna dan dikeringkan. Sisik ikan sudah siap dirangkai menjadi hiasan cantik yang bernilai ekonomi,” tukasnya.

Kini tangan dingin Yannie sudah menghasilkan ratusan karya yang dapat digunakan untuk membiayai pendidikan putranya.

Limbah sisik ikan yang semestinya dibuang, telah diubah menjadi kerajinan cantik. Bahkan dapat memberdayakan ibu-ibu lainnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap, yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.

“Untuk mengerjakan satu anting, saya memberikan ongkos merangkai Rp1.000. Lain lagi untuk gelang, kalung dan bros. Jadi semakin banyak membuat kerajinan, imbalannya cukup lumayan untuk tambah-tambah kebutuhan,” tandasnya.

Di sisi lain, produk perhiasan sisik ikan yang digarapnya, kini dapat dipasarkan sampai ke luar negeri. Namun, agar produk lebih dikenal tentunya perlu dilakukan pameran.

“Selama ini produk sisik ikan karya saya masih dipasarkan di tingkat lokal. Tepatnya pada saat ada pameran-pameran yang diselenggarakan oleh berbagai instansi. Kami berharap PT Pertamina dapat membantu sehingga kerajinan sisik ikan kami dapat dipasarkan ke luar negeri,” tutur Yannie.

Kreatifitas Yannie yang dilakukan bersama sejumlah tetangga dekatnya itu, berhasil mengundang simpati PT Pertamina.

Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi, Hatim Ilwan bersama tim bertandang dan melihat dari dekat proses pembuatan perhiasan.

Pada kesempatan itu Hatim berjanji untuk membantu kelangsungan bisnis kecil-kecilan Tjahyani atau yang lebih dikenal dengan sapaan Yannie Handycraft.

“Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) akan berupaya membantu sehingga usaha yang dilakukan Ibu Yannie akan semakin berkembang,” ujar Hatim Sabtu (14/02/2020).

Sebelumnya, PT Pertamina sudah beberapa kali memberikan support bantuan kepada Yannie Handycraft. Dan dalam upaya binaan tersebut Yannie sudah banyak kali melakukan pameran, sehingga usahanya telah dikenal banyak kalangan.

“Kami akan pertimbangkan lagi, karena Ibu Yannie memiliki keinginan untuk menggelar pameran di luar negeri, dengan harapan sisik ikan dapat dipasarkan di skala internasional,” tukasnya.

Hatim juga menyatakan kekaguman atas hasil karya sisik ikan Yannie. Menurutnya sangat unik dan perlu untuk dikembangkan. “Kerajinan sisik ikan Ibu Yannie ini sangat unik dan layak untuk dibantu agar berkembang. Pastinya akan memberikan manfaat dari sisi ekonomi,” tandas Hatim yang kemudian memborong berbagai hiasan sisik ikan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Makassar.(hilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.