Manado, SULUTREVIEW
Kendati tokoh pluralis Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid yang adalah isteri Presiden RI ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, berhalangan hadir karena kesehatannya, namun acara sahur bersama yang digelar di Pondok Pesantren Asalam, Bailang, Manado, pada Jumat (01/06/2018) tetap dilangsungkan.
Panitia Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) Nia Sjarifudin mengatakan, pihak penyelenggara menginginkan agar pesan damai yang sudah disebarkan oleh Ibu Shinta tetap bergelora dalam kehidupan berbangsa di Sulawesi Utara (Sulut).
“Pesan damai dari Ibu Shinta tetap bergelora di Sulawesi Utara,” ujar Nia.
Sementara itu, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Dr Rukmina Gonibala MSi menyatakan persiapan untuk pelaksanaan sahur bersama sudah dimatangkan sejak jauh-jauh hari.
“Di Pondok Pesantren juga sudah kami siapkan, sehingga kegiatan dapat berjalan baik,” ujar Rukmina yang juga Pengurus Yayasan Assalam Manado.
Panitia pelaksana yang terdiri dari ANBTI, IAIN Manado, GCDS serta sejumlah elemen seperti Lesbumi dan Gusdurian turut ambil bagian dalam menyukseskan sahur bersama tersebut.
”Kami ingin menunjukan indahnya kebersamaan dalam keberagaman di Sulawesi Utara,” tandas Koordinator GCDS, Yoseph E Ikanubun dan Ketua Lesbumi Sulut, Taufik Bilfaqih.
Acara sahur itu turut dihadiri pondok pesantren sekitar Bailang , ibu-ibu majelis taqlim, Suku Bantik, Suku Borgo dan lintas agama dan lintas komunitas lainnya yg tampak menghadiri acara pagi td disalah satu Ruang serbaguna di pondok pesantren Assalam.
Berikut anak-anak dari Masjid Alfalah Sindulang juga menampilkan sajian musik sahur sekaligus Ustad Ahmad Razafi dari IAIN yang memberikan Tauziah di acara Sahur bersama.
Setelah Sahur bersama peserta melaksanakan sholat Subuh berjamaah dan pengambilan dokumentasi berupa video ucapan dari peserta Sahur kepada Ibu Shinta supaya diberikan kesehatan dan tetap dapat berkunjung ke Sulut di lain waktu.(hilda)