Manado, SULUTREVIEW – Memasuki usia 73 tahun adalah anugerah terbesar yang patut disyukuri. Sebab, apalah yang dapat dibanggakan oleh manusia yang penuh dengan keterbatasan.
Pun halnya dengan seorang Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS), di usia barunya yang semakin matang ini, tak banyak yang diinginkannya. Yakni terus berbuah dan berkarya bagi kemuliaan nama Tuhan.
Gubernur ke-12 Sulut yang menjabat pada periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini, mengaku ada sejumlah tanggung jawab yang diembannya. “Ini yang menjadi komitmen saya untuk terus menghasilkan buah dan berkarya meski itu di bidang lainnya,” ungkap SHS di sela ibadah ucapan syukur yang digelar di kediamannya, Selasa (16/1/2017).
Dengan keyakinan dan optimismenya yang terus dibangun ditambah dengan memperluas wawasan melalui buku-buku berkualitas yang dibacanya, ternyata mampu menampilkan sosok yang berpengalaman.
Tak heran jika potensi yang dimilikinya ini menjadi penilaian dari Presiden RI Joko Widodo memberikan peluang jabatan sebagai calon duta besar (dubes) untuk Filipina.
“Empat bulan yang lalu saya dipanggil Pak Presiden, saya kaget, apakah Pak Presiden tidak keliru. Karena saya sudah umur 73 tahun untuk jabatan dubes. Ini adalah kehormatan dan kepercayaan Tuhan bagi saya. Karena ini tugas negara,” aku SHS.
Menapaki usia 73 tahun tentu tidak mudah. Banyak tantangan dan liku kehidupan, kegagalan bahkan kekecewaan. “Akan tetapi itu harus dilalui dengan kesabaran dan keyakinan,” ujarnya sembari mengajak para lansia dan pensiunan untuk tak terjebak pada post power syndrome. ‘Teruslah berbuat dan beraktivitas. Sampai kapan pun kita bekerja dan menghasilkan huah,” katanya.
Menariknya kepada generasi muda, SHS mengingatkan untuk menjadi thinker dan filler. Artinya, sebagai pribadi terutama ketika bertindak agar memakai akal budi. “Untuk menjalani dan menata kehidupan bahkan tanggung jawab, gunakan kepala dan hati. Ini juga docontohkan Tuhan Yesus dan.murid-muridnya, yakni Thomas yang mengandalkan logika dan otak. Tetapi juga fokus pada kebenaran, hati dan akal budi,” sebutnya.
Sementara itu kepada Ivan Sarundajang dan
Careig Naichel Runtu (CNR) yang sempat hadir pada kesempatan itu, SHS mengingatkan untuk berpolitik secara santun. “Jadikan Minahasa sebagai daerah yang memiliki daya saing, jika tidak Minahasa akan tertinggal,” tukasnya.
Ibadah yang dipimpin Gembala Tedius Batasina STh, dihadiri ratusan kerabat dan handai taulan. “SHS adalah sosok yang mumpuni, yang mau terus belajar dan bersosialisasi dengan siapa saja. Dia figur yang banyak memberikan keteladanan,” ucap mantan Sekretaris Daerah, Drs Robby Mamuaja.(hilda)